KKKS Kabupaten Probolinggo Berikan Pelatihan Batik Anak Penyandang Disabilitas

Pelatihan usaha produktif batik bagi anak penyandang disabilitas.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa.
Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (KKKS) Kabupaten Probolinggo memberikan pelatihan usaha produktif berupa batik bagi anak penyandang disabilitas di SLB Dharma Asih Kraksaan, Selasa (6/6).

Pelatihan usaha produktif ini diikuti oleh 10 orang peserta dari anak penyandang disabilitas. Selama kegiatan mereka dipandu oleh Owner Batik Tulis Ronggo Mukti Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan Mahrus Ali dengan materi Membatik dengan Pewarna Remazol.

Kegiatan pelatihan usaha produktif batik ini dibuka oleh Ketua Umum KKKS Kabupaten Probolinggo Hj Nunung Timbul Prihanjoko didampingi Ketua Harian KKKS Kabupaten Probolinggo Hj Yuni Nawi, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kabupaten Probolinggo A’at Kardono dan Kepala SLB Dharma Asih Kraksaan Isa Abib Yakup.

Ketua Umum KKKS Kabupaten Probolinggo Hj Nunung Timbul Prihanjoko menyampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala SLB Dharma Asih Kraksaan yang telah bersedia ditempati melaksanakan program KKKS di bidang pendidikan.

“Alhamdulilah pada hari ini ide cemerlang tentunya anak-anak ini butuh ketrampilan karena mereka tidak sama dengan yang lain. Mereka ini butuh banyak ketrampilan bukan hanya membatik saja,” katanya.

Menurut Nunung yang juga Ketua Yayasan Dharma Asih Kabupaten Probolinggo, anak-anak penyandang disabilitas ini memang membutuhkan banyak ketrampilan.

“Mudah-mudahan apa yang sudah dilakukan oleh KKKS di SLB Dharma Asih Kraksaan ini bisa memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi anak penyandang disabilitas,” jelasnya.

Sementara Kepala SLB Dharma Asih Kraksaan Isa Abib Yakup menyampaikan banyak terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo melalui KKKS yang telah memperhatikan anak didik penyandang disabilitas di SLB Dharma Asih untuk dilatih membatik.

“Pelatihan membatik ini merupakan life skill bagi anak didik kami nantinya setelah lulus dari SLB dan hidup di masyarakat agar dapat mandiri tanpa tergantung kepada orang lain. Mudah-mudahan pelatihan ini banyak sekali manfaatnya,” ujarnya.

Isa menjelaskan kompetensi ini sangat bermanfaat bagi anak didiknya karena setelah lulus hidup di tengah masyarakat persaingan hidupnya itu sangat berat sekali. Kalau anak didiknya dibekali dengan life skill ketrampilan maka diharapkan ada bekal ketrampilan agar bisa mandiri di masyarakat.

“Melatih anak penyandang disabilitas ini berbeda dengan anak pada umumnya. Sebab melatih anak di SLB ini harus ada pendampingnya minimal 5 orang untuk 10 anak. Tentunya ini butuh perhatian khusus dari pelatih maupun dewan gurunya,” tambahnya.(Wap.hel)

Tags: