Lumajang, Bhirawa
Sebagai implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya bidang Pengabdian Masyarakat, STIE Widya Gama Lumajang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) 2015. Dilaksanakan selama sebulan (03/08 – 03/09/2015) dengan mengambil dua lokasi yaitu di desa Petahunan, kec Sumbersuko dan desa Karangsari kec Sukodono Lumajang dengan diikuti oleh 260 mahasiswa mahasiswi. ” Berbagai program dilaksanakan dalam kurun waktu satu bulan tersebut,” jelas Zainul Hidayat, SE.MM, Ketua Panitia Pelaksana Kukerta STIE Widya Gama Lumajang 2015. Dengan tetap mengedepankan dan mengutamakan konsep berimbang.
Lebih lanjut alumni Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo ini mengungkapkan konsep berimbang ini tidak semata-mata melaksanakan kegiatan fisik semata. ”Lebih dari itu, juga yang bersifat pemberdayaan khususnya bagi masyarakat desa,” tambahnya.
Maka dari berbagai kegiatan yang sempat dilaksanakan antara lain, pemberdayaan masyarakat dengan pelatihan pembuatan kripik, bazar dengan menampilkan karya para pelaku UMKM khususnya yang ada di Kabupaten Lumajang. Ada juga penyuluhan tentang Narkotika dan Obat-Obatan terlarang, Seminar Pemberdayaan Perempuan, Kesehatan dan sosialisasi pengelolaan keuangan desa.
”Nara sumber yang didatangkan sangat kompenten dibidangnya,” tambah Dosen Program Studi Manajemen. Selain itu, beberapa kegiatan fisik juga turut menyertai, di antaranya pembuatan bak sampah, Pos Ronda dan rehab Taman Kanak-Kanak dan PAUD (Penddikan Anak Usia Dini). Disamping berbagai lomba-lomba menyambut perayaan HUT RI ke – 70. Mulai dari permainan tradisional sampai dengan jalan santai berhadiah.
Program-program yang dilaksanakan ini ternyata memperoleh sambutan dan apresiasi tersendiri. Sanan, Kepala Desa Petahunan, kec Sumbersuko memberikan apresiasi tersendiri terhadap kehadiran mahasiswa-mahasiswi peserta Kukerta STIE Widya Gama Lumajang. ”Adanya Kukerta ini memang memberikan nuansa tersendiri terhadap kehidupan masyarakat desa,” ungkapnya serius. Masyarakat semakin bersemangat dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial. ” Di Posyandu, misalnya, ada peningkatan pengunjung yang signifikan sejak ada mahasiswa-mahasiswi Kukerta,” kata Sanan bangga. Begitu juga dengan kegiatan-kegiatan lain, misalnya pengajian maupun acara TP PKK dan kegiatan-kegiatan keagamaan.
Bagi Sanan, selama pelaksanaan Kukerta di desa Petahunan tentu akan sangat berkesan. ”Betapa tidak banyak yang sudah dilakukan, ini tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat desa khususnya,” imbuh Sanan. Suasana desa tentu akan semakin baik, karena adanya pembangunan sarana dan pra sarana yang sebelumnya belum ada menjadi adam dengan adanya peserta Kukerta. Seraya mengharapkan, pelaksanaan Kukerta ini bukan hanya berlangsung singkat.
”Namun alangkah lebih baiknya manakala berlangsung secara berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu,” tandasnya. Sehingga masyarakat desa bisa lebih merasakan manfaatnya dalam kurun waktu yang relatif lama. ”Kalau pun ada yang masih belum rampung maupun tuntas maka bisa dirampungkan dan berlanjut,” katanya.
Ketua STIE Widya Gama Lumajang Drs Hartono MM mengatakan meskipun Kukerta ini dilaksanakan setiap tahun, namun ini bukanlah program yang seremonial. ” Lebih dari itu, harus mampu memunculkan nuansa-nuansa baru,” katanya.
Mulai dari program kerjanya sampai dengan dalam pelaksanaan programnya di lapangan. Pihaknya, mendukung sepenuhnya pelaksanaan Kukerta ini apalagi bila menyentuh langsung dengan dinamisasi masyarakat desa. ” Minimal memberikan kenang-kenangan kesan yang baik sebagai peserta Kukerta,” imbuh Hartono penuh harap. Apalagi sampai peserta meninggalkan oleh-oleh yang bisa digunakan untuk jangka waktu panjang. ” Tentu ini merupakan kebanggaan tersendiri,” imbuhnya. Misalnya, rehab Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Termasuk, pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan kripik dan bazar untuk para pelaku UMKM. [mb10,adv]