Klinik Agribisnis di Jombang, Siagakan Penyuluh Layani Petani

Klinik Agribisnis di salah satu Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Kabupaten Jombang..

Jombang, Bhirawa.
Dinas Pertanian Kabupaten Jombang mengaktifkan klinik agribisnis untuk memperkuat pelayanan kepada petani. Klinik agribisnis ini merupakan layanan konsultasi untuk petani agar mendapat solusi dari permasalahan-permasalahan yang ada seputar dunia pertanian.

“Apalagi semakin hari, masalah yang dihadapi petani semakin beragam. Mulai dari pra tanam dengan persiapan sarana produksi (benih, pupuk), mulai tanam (tenaga kerja, hama penyakit) sampai panen dan pasca panennya (fluktuasi harga),” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Moch Rony, Selasa (26/04).

“Belum lagi adanya perubahan iklim yang menjadi tantangan tersendiri mengingat pertanian erat kaitannya dengan musim,” imbuhnya.

Sebagai pihak terdekat dengan petani, penyuluh merupakan orang pertama yang menjadi tempat berkeluh kesah mencurahkan masalah yang dialami.

Penyuluh memiliki rumah sebagai pusat aktifitas kegiatan penyuluhan yakni, Balai Penyuluhan Pertanian atau yang dikenal dengan BPP sebagai lembaga penyuluhan di tingkat kecamatan.

Sejalan dengan apa yang digagas Menteri Pertanian melalui Gerakan Pembaharuan Pembangunan Pertanian melalui Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) di kecamatan, BPP memiliki peran sebagai pusat data dan informasi pertanian, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, serta sebagai pusat pengembangan jejaring kemitraan.

“Untuk menjawab masalah yang dihadapi petani, kami memaksimalkan peran BPP sebagai pusat konsultasi agribisnis dengan membuka klinik agribisnis. Klinik agribisnis di Kabupaten Jombang telah dilaunching Bupati Jombang pada akhir tahun 2021 di BPP Mojowarno,” beber Moch Rony.

Klinik agribisnis merupakan lembaga yang berperan sebagai pemasok inovasi teknologi pertanian, menyederhanakan dan mendekatkan sumber-sumber teknologi pertanian kepada pihak yang membutuhkan.

Klinik agribisnis dibentuk untuk memberikan pelayanan informasi serta mempercepat transfer teknologi kepada petani secara efektif dan efisien.

“Klinik agribisnis tidak berdiri sendiri tetapi terkait berbagai pihak dalam rangka mendukung percepatan inovasi teknologi,” kata Moch Rony.

Jenis layanan di klinik agribisnis yakni, konsultasi, rekomendasi, fasilitasi, mediasi/aduan, penyuluhan dan penyebaran informasi dan penanganan awal. Penyuluh memberikan pelayanan mulai hulu sampai hilir yang mencakup tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan, hama dan penyakit tanaman, perikanan, pengolahan hasil dan pemasaran hasil pertanian.

Karena banyaknya cakupan pelayanan yang diberikan klinik agribisnis, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang menggandeng Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain seperti Dinas Peternakan Kabupaten Jombang, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Jombang, POPT, balai balai penelitian yang telah menandatangani perjanjian kerjasama (BALITTAS, BALITKABI, BALITJESTRO, BPTP Jawa Timur), serta Lembaga pendidikan tinggi di Kabupaten Jombang (UNIPDU, UNWAHA, STIE Dewantara, UNDAR).

Menurut Moch Rony, klinik agribisnis ini menjadi pengungkit sinergisitas lintas sektor dalam membangun pertanian di Jombang. Upaya bersama dilakukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.

Hasil produksi tanaman padi pada tahun 2021 sebesar 475.248 ton, jagung 267.396 ton dan kedelai 2.591 ton. Dengan berbagai program kegiatan yang sudah direncanakan, produksi pada tahun berikutnya akan semakin meningkat.

“Berjalannya klinik agribisnis menjadikan aktivitas BPP semakin hidup, petani dan penyuluh semakin intens untuk bertatap muka, sehingga transfer teknologi dan penanganan dini atas masalah petani dapat teratasi,” pungkasnya.(rif)

Tags: