dr. Gamal Albinsaid, penggagas Indonesia Medika foto bersama peserta Khitanan masal didepan Cabang Baru Kinik Asuransi Sampah di Lowokwaru Sabtu 23/12 kemarin.
Kota Malang, Bhirawa
Klinik Asuransi Sampah di Kecamatan Lowokwaru Sabtu 23/12 kemarin resmi dilaunching, oleh dr. Gamal Albinsaid, setelah sebelumnya klinik dibawah naungan Indonesia Medika, sukses di Kelurahan Bumiayu, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang.
Pembuatan cabang baru klinik ini menurut Gamal mendapatkan dukungan dari Airasia yang berpusat di Malaysia, dan bekerja sama dengan Bank BTN Syariah dan LPDS Fastabiqul Khoirot Malang (FKM).
Launching Klinik Asuransi Sampah, ditandai dengan kegiatan khitan massal, dan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga sekitar
Gamal menyebutkan Klinik Asuransi Sampah di Bumiayu , KedungKandang telah memberikan Iayanan kesehatan kepada Iebih dari 350 masyarakat.
“BuIan lalu kami meluncurkan program Jaminan Kesehatan Medika untuk membiayai 303 masyarakat Kota Malang Kami berharap Klinik Asuransi Sampah Cabang Lowokwaru ini bisa menggenapkan 1.000 masyarakat Kota Malang yang merasakan keberadaan Indonesia Medika,”tuturnya.
Saat ini Indonesia Medika telah bekerja sama dengan BPJS kesehatan, sehingga bisa meningkatkan layanan kesehatan hingga Operasi dan rawat inap di rumah sakit.
Klinik Asuransi Sampah cabang Lowokwaru ini akan beroperasi mulai awal bulan Januari tahun 2018.
Lebih dari itu, konsep baru yang diusung Gamal Albinsaid adalah SMART CLINIC, klinik yang social dan digital friendly. Klinik ini memberikan kebermanfaatan sosial untuk masyarakat sekitar melalui layanan kesehatan asuransi sampah untuk masyarakat kurang mampu. Kedua, klinik ini menggunakan pendekatan digital dalam memberikan layanan kesehatannya melalui platform yang dikembangkan Indonesia Medika, yaitu visit, donor, clinic, ambulance, fund, shop, dan healthy.
Ia juga menjelaskan
Klinik Asuransi Sampah (Garbage Clinical Insurance) merupakan sebuah progam yang dikembangkan oleh Indonesia Medika. Klinik Asuransi Sampah adalah asuransi kesehatan mikro yang menggunakan sampah sebagai sumber pembiayaan. Dengan program ini, dia membuat masyarakat memobilisasi sampah sebagai sumber daya yang terbuang untuk memberikan layanan kesehatan untuk masyarakat yang kurang mampu. Melalui program ini masyarakat yang kurang mampu cukup menyetorkan sampah senilai 10.000 rupiah dan bisa mendapatkan layanan kesehatan primer, sekunder, dan tersier.
Program ini mampu menyelesaikan dua masalah secara bersamaan, yaitu masalah kesehatan dan kedua adalah masalah lingkungan. Beberapa kelebihan program ini antara lain, menggunakan sampah sebagai sumber pembiayaan, menerapkan sistem pelayanan kesehatan holistik, yaitu promosi kesehatan, upaya preventif dari sakit, pengobatan ketika sakit, dan rehabilitasi setelah sembuh. [mut]
