KMHE Jadi Ajang Belajar dan Tukar Ilmu Otomotif

Beberapa peserta KMHE 2017 mendorong mobilnya menuju ke garis start, Rabu (8/11) kemarin.

Surabaya, Bhirawa
Berbagai kompetisi antarperguruan tinggi di Indonesia yang melibatkan mahasiswa cukup banyak jumlahnya. Tujuan pokoknya dijadikan ajang pembelajaran satu sama lain agar kualitas pembelajaran antarperguruan tinggi  tidak jomplang. Salah satunya Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2017. Tahun ini Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menunjuk Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai tuan rumah penyelenggara.
Sebanyak 77 tim dari 43 perguruan tinggi se Indonesia yang mengikuti KMHE 2017. Ada dua kelas kategori, yakni prototype dan kategori urban. Masing-masing kelas kategori dibagi menjadi tiga bidang lomba, antara lain motor berbahan bakar, motor listrik dan motor hybrid. Jadi, total ada enam kelas yang dilombakan dan semuanya dipusatkan di Sirkuit Kenpark Surabaya.
Direktur Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti, Didin Wahidin mengatakan tujuan utama KMHE adalah untuk saling belajar dan bertukar ilmu antarperguruan tinggi. Sehingga, kualitas pembelajaran yang terkait dengan otomotif itu tidak terlalu jomplang antarsatu bagian Indonesia dengan bagian lain. “Harapannya seperti itu,” kata dia usai membuka KMHE, Rabu (8/11).
Selain itu, lanjut dia, ini adalah kontes hemat energi. Pihaknya ingin membangun kesadaran bagi penggemar otomotif  untuk ikut melestarikan sumber daya alam. Kompetisi ini juga bagian dari upaya membangun solidaritas perguruan tinggi. “Karena ini bukan kompetisi hari ini untuk hari ini, tapi besok ada kompetisi lebih luas di level internasional, maka ini adalah upaya membangun solidaritas antarsesama anak bangsa agar bisa bersaing di tingkat internasional,” terangnya.
Didin menjelaskan, setelah muncul solidaritas, efek lain yang muncul adalah terbangunnya kepercayaan diri bagi anak-anak bangsa. Dengan begitu, mereka tidak minder ketika harus bersaing dengan bangsa-bangsa lain dan bisa menang. “Contohnya sudah ada. UPI juara di level internasional. ITS juga juara beberapa waktu lalu,” ungkapnya.
Disinggung masalah pengembangan kreatifitas mahasiswa, Didin mengaku belum memiliki wahana. “Itu salah satu kelemahan kita. Jadi kita belum sampai ke situ, baru lomba-lomba seperti ini,” ujarnya.
Dia mengatakan, kelemahan itu tercermin dari kurangnya menghargai hak cipta, apresiasi belum tinggi, serta minimnya peran pemodal untuk membiayai kegiatan lomba.
“Keikutsertaan pemodal untuk mencoba memodali ini semua harus diteruskan sampai hilirisasi hingga peningkatan derajat teknologinya. Kalau bisa sampai ke tingkat yang bisa dimanfaatkan secara langsung. Mobil-mobil karya mahasiswa ini kan masih sederhana,” jelasnya.
Ketua Pelaksana KMHE 2017, Fahmi Mubarok memaparkan, jumlah peserta sebenarnya 80 peserta dari 43 perguruan tinggi. Angka ini naik dibanding tahun 2016, tahun itu hanya ada 60 peserta dari 38 perguruan tinggi baik negeri dan swasta. “Sayangnya ada 3 tim yang tidak bisa ikut pada hari H ini,” katanya.
Pihaknya menarget, ajang KMHE ini adalah persiapan untuk ikut Shell Eco Marathon Asia. “Target kami adalah mobil yang masuk KMHE ini sudah siap secara kategori technical inspection dan lolos di Shell Eco Marathon Asia,” tandas Dosen Teknik Mesin ITS ini.

ITS Kirim Dua Tim di Kontes Mobil Hemat Energi 2017
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengirim dua tim sebagai wakil dalam Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2017 yang digelar Kemenristekdikti. Dua tim tersebut dibagi dalam empat kategori bahan bakar.
Kedua tim tersebut terdiri dari dua mobil dari tim Sapuangin dengan kategori urban kelas motor bakar (gasolin) dan kategori hybrid. Serta tim Nogogeni mengirimkan dua mobil yang juga mengikuti kateogri urban kelas motor bakar (ethanol) dan motor listrik.
“Saat ini, kedua tim Sapuangin tengah mengikuti kategori Urban. Untuk Tim Sapuangin 1 mengikuti kelas Hybrid dan untuk Tim Sapuangin 2 mengikuti kelas Motor Bakar,” jelas Hanun Cahyono, anggota Tim Sapuangin ITS di Sirkuit Kenpark Surabaya, Rabu (8/11).
Hanun mengungkapkan, Tim Sapuangin telah melakukan pengerjaan mobil dua bulan lalu. “Hampir tiap minggu kami uji coba di Kenjeran ini dari malam sampai pagi,” ujar Hanun.
Ia berharap usaha keras Tim Sapuangin ini tidak akan mengkhianati hasilnya. “Kami tetap menargetkan juara pertama di masing-masing kategori yang diikuti,” kata Hanun.  [geh]

Tags: