Koalisi Majapahit Tak Jegal Pilkada Surabaya

Pilkada (0)Surabaya,Bhirawa
Tidak ingin mengikuti ritme PDIP yang telah menetapkan pasagan calonnya, Koalisi Majapahit mengaku bakal tetap menetapkan pasangan dari koalisi besarnya meski belum bisa memastikan jadwalnya.
Respon yang disampaikan Sekretaris DPC Demokrat Surabaya, H Junaidi ini terkait dengan statemen ketua Bappilu DPC PDI Perjuangan Surabaya yang mengatakan bahwa sikap tidak mengusung pasangan calon Bacakada di Pilkada Surabaya 2015 termasuk salah satu upaya penjegalan Pilkada, spontan direspon oleh Koalisi Majapahit.
H Junaedi mengatakan jika sikap mengusung pasangan calon Bacakada atau tidak dalam Pilkada Surabaya 2015 itu tidak ada kaitannya dengan perkara jegal-menjegal, karena kaitannya dengan UU Pemilu.
“Kalau ada kata “penjegalan” itu tidak pas bahkan tidak benar, karena bicara soal Pilkada itu lebih kepada aturan di UU, artinya tidak ada kaitannya dengan sikap kami, apapun yang akan kami putuskan itu juga lebih kepada sikap politik, dan semua itu akan dikembalikan lagi ke aturan dan perundang-undangan yang berlaku,” jawabnya. (14/7/15)
Tidak hanya itu, Junaedi juga mengaku jika pihaknya tidak ingin menuruti dorongan, jika Pilkada Surabaya harus terselenggarakan secara on time, karena untuk menentukan pasangan calon Bacakada yang bisa mengimbangi popularitas dan elektabilitas pasangan incumbent adalah bukan persoalan yang mudah.
“Jangan kami dipaksa untuk mengikuti dorongan agar Pilkada Surabaya 2015 terlaksana secara on time, karena untuk mengusung pasangan calon Bacakada dari pihak kami juga bukan merupakan persoalan yang mudah, ini taruhannya adalah APBD senilai 7,2 triliun dan masyarakat Kota Surabaya,”
Ditanya responnya soal beredarnya kabar jika partai koalisi sudah mulai goyah satu persatu, Junaedi secara tegas menampik dan berusaha meyakinkan jika Koalisi Majapahit kondisinya masih solid.
“Sampai saat ini saya bisa yakinkan jika posisinya masih tetap solid, hanya saja memang tempat kami (Koalisi Majapahit) jarang di datangi media, sehingga pemberitaan lebih banyak dari pihak pasangan incumbent,” jawabnya.
Sementara   terkait Pilkada Surabaya, Abdul Halim Iskandar , Ketua DPW PKB jatim, memastikan PKB  akan mengusung calon. Bisa melalui koalisi dengan PDIP mengusung incumbent atau melalui koalisi majapahit menjadi lawan pasangan Risma-Wisnu. “Sikap kami adalah jelas, yakni mengusung dan bukan mendukung. Tidak ada yang tidak bisa dikalahkan, kalau kami solid, maka saya yakin bisa menang,” tegasnya.
Lantas siapa calon yang akan diusung PKB di Pilkada Surabaya? Kembali Abdul Halim Iskandar menyatakan ada banyak calon yang sudah mendaftar namun belum mendapat rekomendasi dari DPP PKB.
” Yang sudah mendaftar banyak, dari kader ada Syamsul Arifin ketua DPC PKB Kota Surabaya. Sedangkan dari non kader ada Dhimam Abror, Sukoto, Basa Alim Tualeka dan lainnya,” beber Abdul Halim Iskandar.
Sementara terkait DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Provinsi Jawa Timur mendesak kepada Cabub Incumbent Kabupaten Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas supaya menggandeng kader Nahdlatul Ulama (NU) sebagai pasangannya jika mau mendapat dukungan dari PKB pada Pilkada 9 Desember mendatang.
“Azwar Anas sudah resmi menjadi kader PDIP, sehingga PKB memberi syarat supaya menggandeng kader NU sebagai pasangannya. Jika tidak, maka PKB bisa mengusung calon sendiri atau mendukung pasangan calon yang lain,” ujar Ketua DPW PKB Jatim, Abdul Halim Iskandar, Selasa (14/7).
Pertimbangan lainnya, kata Abdul Halim Iskandar, peta politik Banyuwangi selama ini dikuasai oleh kekuatan merah dan hijau (Bang-Jo). “Kalau ingin menang Pilkada ya peta kekuatan Bang-Jo itu dipertahankan,” dalih pria yang juga menjabat Ketua DPRD Jatim ini.  [cty.gat]

Tags: