Koalisi Pengusung Prabowo-Sandi di Jatim Gelar Nobar Film G30S/PKI

Koalisi Pengusung Prabowo-Sandi sebelum acara nobar film G30S/PKI di Posko Gedung Astranawa Surabaya, Minggu (30/9) malam.[gegeh/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Koalisi pengusung Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Jatim menggelar acara nonton bareng (Nobar) film Pengkhianatan G30S/PKI di Posko Gedung Astranawa Surabaya, Minggu (30/9) malam.
Dalam kesempatan itu, mereka sekaligus mengajak masyarakat dan anak-anak muda untuk bisa lebih tahu dengan sejarah dari kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) pada saat itu. Hal itu diungkapkan oleh ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Timur untuk Prabowo – Sandi Soepriyatno.
“Ini bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat dan anak-anak muda tentang sejarah, namun tanpa memupuk dendam dan permusuhan,” ungkap Soepriyatno.
Ia menceritakan, pada saat itu 30 September 1965, PKI melakukan pembantaian di seluruh aspek masyarakat, bahkan PKI juga sudah membuat organisasi yang melingkupi aspek tersebut.
“Kekuatan yang menghadang PKI saat itu adalah Nahdlatul Ulama (NU), sebenarnya ini sejarahnya dari NU. Harusnya ini kawan-kawan dari Ansor dan Banser tahu sejarah, musuh sebenarnya kita yang merusak ideologi itu adalah PKI. Mereka sudah terlatih secara organisatoris, ini yang bahaya,” jelas Soepriyatno.
Oleh karena itu, Soepriyatno menambahkan agar mengajak seluruh masyarakat tidak melupakan sejarah, tapi juga tidak memupuk dendam.
“Jadi kita jangan lupakan sejarah, kita tidak boleh menghapus sejarah, tetapi kita juga tidak boleh memupuk dendam dan permusuhan, jangan sampai kita masuk ke lubang yang sama, 3 kali PKI berkhianat,” imbuh Soepriyatno.
Sementara, politikus Partai Gerindra Ahmad Dhani juga turut menghadiri acara nonton bareng (nobar) film G30S/PKI. Musisi ini menyampaikan jika saat ini yang dikhawatirkan bukanlah kembangkitan komunis melainkan kebangkitan Nasakom (Nasionalis, Komunis dan Agama).
“Yang kita takutkan adalah bukan bangkitnya Partai Komunis Indonesia, tapi muncul lagi ideologi Nasakom,” ujar Dhani. [geh]

Tags: