Koarmada II Berangkatkan KRI SBY-591 Angkut Bantuan Logistik

Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) II, Laksamana Muda TNI Didik Setiyono SE MM (kiri) bersama Komandan KRI SBY-591 Letkol Laut (P) Heru Syamsul Hidayat SSI bersama jajarannya saat meninjau sejumlah bahan bantuan untuk korban gempa di Donggala Palu Sulawesi Tengah yang dikirimkan melalui KRI SBY-591 di Dermada Madura Barat Koarmada II Surabaya,Rabu (3/10). [trie diana]

Pemkot Kirim 2 Ribu Dus Mie Instan ke Palu-Donggala
Surabaya, Bhirawa
Komando Armada (Koarmada) II Surabaya memberangkatkan KRI SBY-591 yang mengangkut bantuan logistik bagi korban gempa serta tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu (3/10). Pemberangkatan yang berlangsung di Dermaga Madura Barat Koarmada II ini dilepas oleh Komando Armada (Pangkoarmada) II, Laksamana Muda TNI Didik Setiyono.
“Sebelumnya saya turut berdukacita dan berbela sungkawa atas musibah di Palu dan Donggala. Apa yang kita lakukan ini merupakan perintah dari Panglima TNI dan KASAL untuk bantuan kemanusian bagi saudara kita di Palu dan Donggala,” kaya Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, Rabu (3/10).
Didik menjelaskan, KRI SBY-591 yang dikomandani Letkol Laut (P) Heru Syamsul Hidayat ini mengangkut sejumlah bahan bantuan untuk korban gempa tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala.
Adapun bantuan ini diantaranya 80 kilogram beras, 111 dus air mineral, 169 dus mie instan, lima dus pakaian layak pakai, satu dus selimut, dua dus pakaian bayi, tiga dus makanan ringan, empat dus pembalut dan popok bayi. “Semoga bantuan ini dapat meringankan beban saudara-saudara kita yang terkena musibah gempa tsunami di Palu dan Donggala,” ungkapnya.
Masih kata Didik, pertama kali terjadi musibah gempa bumi dan tsunami, KRI Layang-635 sudah berada di sana. Kemudian dari Lantamal V mengirimkan dua KAL (kapal Angkatan Laut), yakni KAL Birang dan KAL Suruh Pari. Kedua KAL tersebut dikirim guna proses evakuasi masyarakat yang ingin berpindah tempat maupun mencati saudaranya yang berada di daerah lain. Pihaknya juga mengirimkan Kapal Rumah Sakit KRI dr Soeharso-990 yang sudah berangkay dari Bali.
Kapal Rumah Sakit ini, sambung Didik, mengangkut tim kesehatan sejumlah 93 personel yang terdiri dari tim kesehatab gabungan dokter spesialis dan relawan RS. Tim medis tersebut berasal dari dr Soetomo, Unair, Unahs, Universitas Indonesia, Universitas Andalas dan Universitas Medan. “Kapal Rumah Sakit ini membawa tim kesehatan menuju ke Palu. Mudah-mudahan hari ini (kemarin) sampai,” ucapnya.
Didik menambahkan, selain KRI Surabaya-591, TNI AL iuga sudah memberangkatkm KRI Makasar-590 yang membawa personel TNI AD sebanyak 1.100 orang, relawan 350 orang, Polri 169 orang, kendaraan roda empat sejumlah 46 unit, kendaraan roda dua sejumlah 48 unit dan bahan kontak. “Ada anggota dari Divisi 3 Kostrad dan relawan. Kita bawa semua ke sana untuk melaksanakan bantuan kepada saudara-saudara kita yang terkena musibah,” tambahnya.
Lanjut Didik, pihaknya juga masih membuka posko bantuan bencana. Dimana posko bantuan yang pertama dari Lantamal VI Makassar yang sudah dikirim ke Palu. Posko yang ada di Surabaya sampai dengan saat ini masih menerima bantuan dari elemen-elemen masyarakat yang sekiranya ingin membantu rekan-rekan kita yang mengalami musibah di Palu dan Donggala.
Ditanya terkait fokus bantuan ini, Didik mengaku, fokus yang pertama yang sudah berangkat di sana yakni proses evakuasi, setelah itu kesehatan. Yang utama yakni melaksanakan dan memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat Palu dan Donggala. Kemudian juga memberikan bantuan makanan.
Jadi, menurut Didik, bantuan ini difokuskan pada semua lini. Fokus mulai dari bantuan personil kesehatan, makanan dan sebagainya. Termasuk alat-alat berat yang dari Angkatan Darat dan Angkatan Udara sudah berada di sana.
“Intinya fokus semua. Dan operasi ini tetap menunggu perintah Panglima TNI. Jadi semua yang kita kerjakan di sini adalah komando dari Panglima TNI, sampai kapan nanti dinyatakan selesai. Karena kita sebentar lagi akan melaksanakan operasi pengamanan di Bali untuk pelaksanaan IMF World Bank,” pungkasnya.
Sementara itu Pemkot Surabaya mulai melakukan packing barang bantuan untuk korban bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu, (3/10). Rencananya, bantuan tahap pertama itu, akan diberangkatkan pada 5 Oktober 2018. Selain bantuan berupa barang, pemkot juga bakal mengirimkan bantuan berupa tenaga orang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan, pihaknya berencana memberangkatkan bantuan tahap pertama pada 5 Oktober 2018, dengan menggunakan moda transportasi laut.
Bantuan ini, merupakan hasil donasi dari masyarakat dan pegawai di lingkungan Pemkot Surabaya. Menurutnya, bantuan yang dikirim tersebut, nantinya akan menuju ke Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu. Dengan estimasi perjalanan sekitar 2-3 hari.
“Pengiriman barang bantuan akan menggunakan Kapal Meratus. Namun, kalau kapal ndak datang (Meratus) kita akan menggunakan Kapal Pelni dan berangkat tanggal 7 Oktober,” kata Eddy.
Eddy menuturkan, dipilihnya jalur laut karena saat ini untuk pengiriman barang bantuan menggunakan jalur udara, seperti melalui pesawat Hercules dianggap sudah penuh. Kendati demikian, pihaknya kemudian memilih jalur laut sebagai alternatif pengiriman barang bantuan. “Adanya juga alternatif melalui Kantor Pos. Namun kalau kita lewat pos, harus packing dulu beratnya sekitar 30 kilogram, nah ini kan barang-barang kita ndak bisa kita pilah,” tuturnya.
Ia mengungkapkan bantuan berupa barang yang akan dikirim tahap pertama tersebut, terdiri dari beras 5 ton, mie instan 2000 dus, obat-obatan, genset 10 unit 4500 volt, gergaji senso dua unit, roti kering/biskuit 1000 box, pembalut wanita, sarung, kaos baru, susu balita, 200 lembar kain kafan, 200 kantong jenazah, dan tenda dua unit.
“Untuk distribusi di sana, nanti kita koordinasikan dengan BPBD Kota Palu,” ujar mantan Kabag Administrasi Pemerintahan dan Otonomi Daerah ini.
Selain mengirimkan bantuan Pemkot Surabaya juga mengirim bantuan berupa tenaga orang. Rencananya, mereka akan berangkat menggunakan moda transportasi udara pada Jumat, (5/10) pagi. Totalnya sebanyak 28 orang yang akan dikirim ke lokasi bencana.
Mereka terdiri dari tiga orang dokter, lima perawat. Dan sisanya anggota Satpol-PP, Petugas PMK, Linmas, dan petugas pemakaman dari DKRTH. “Sebenarnya rencananya petugas kami berangkatkan pada Kamis, (4/8). Namun karena tiket pesawat penuh, akhirnya kami berangkatkan mereka pada Jumat, (5/8) pagi,” terangnya.
Menurutnya, 28 petugas yang akan berangkat tersebut, nantinya akan berada di lokasi bencana selama 1 Minggu. Mereka akan membantu kebutuhan tenaga di sana. Ia juga mengaku, petugas yang dikirim itu, akan menuju ke lokasi bencana yang jangkauannya dianggap sulit. [bed,iib]

Tags: