Kodim Gelar Simulasi Penanggulangan Bencana Semeru

Dandim 0818 Kabupaten Malang/Kota Batu Letkol (Inf) Riksani Gumay (kiri) bersama Bupati Malang H Rendra Kresna (kanan) saat membuka latihan penanggulangan bencana Gunung Semeru, di Makodim 0818 Kepanjen, Kab Malang.  (cahyono/bhirawa)

Dandim 0818 Kabupaten Malang/Kota Batu Letkol (Inf) Riksani Gumay (kiri) bersama Bupati Malang H Rendra Kresna (kanan) saat membuka latihan penanggulangan bencana Gunung Semeru, di Makodim 0818 Kepanjen, Kab Malang. (cahyono/bhirawa)

Kab Malang, Bhirawa
Wilayah Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah di Jatim yang rawan bencana. Melihat kerawanan tersebut,  Komando Distrik Militer (Kodim) 0818 Kabupaten Malang/Batu dibawah jajaran Komando Resort Militer (Korem) 083 Baladhika Jaya, menggelar latihan dengan sandi Bhaladika Siaga-16′ Tahun 2016, selama tiga hari sejak tanggal 10 Mei-12 Mei 2016, di area Kantor Makodim 0818 Kepanjen, Kabupaten Malang.
Komandan Kodim (Dandim) 0818 Letkol (Inf) Riksani Gumay menjelaskan simulasi menitikberatkan bagaimana cara bertindak dan mekanisme tentang penanganan khususnya bencana erupsi letusan Gunung Semeru.
Gunung Semeru berada di wilayah empat kabupaten, seperti Kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang, sehingga untuk menghadapi bencana erupsi Gunung Semeru, terang dia, maka pihaknya sudah mempunyai prosedur tetap (protap) yang telah ditentukan oleh pimpinan.
Dalam penanggulangan bencana tersebut, pihaknya telah memiliki tiga tahap penanggulangan yang sudah direncanakan. pertama tahap pra bencana, yang kedua tahap tanggap darurat dan yang ketiga tahap pasca bencana.
“Tapi dalam penanggulangan bencana di wilayah Kabupaten Malang Kodim 0818 dibawa jajaran Korem 083 Baladika Jaya, tetap melakukan sinergisitas dengan berbagai lembaga, termasuk Polri dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang. Dan sebagai aparat harus selalu bersama-sama bersinergi dengan pemerintah dalam mengahadapi bahaya bencana alam,” jelas Gumay.
Ditegaskan, kunci keberhasilan penanganan bencana alam, tidak terlepas dari pola koordinasi yang baik. Dengan koordinasi yang baik di lapangan, maka bahaya bencana alam akan dapat ditangani dengan baik. Dengan pola koordinasi itu, hal ini akan meminimalisir jumlah korban akibat bencana, baik itu erupsi Gunung Semeru maupun banjir dan tanah longsor dapat tertangani dengan cepat.
Menurut Gumay, dalam latihan penanggulangan erupsi Gunung Semeru, Kodim sebelumnya terlebih dahulu menggelar rapat koordinasi (rakor) bersama Bupati Malang H Rendra Kresna, Batalyon Zeni Tempur (Yon Zipur) Kepanjen, BPBD, PMI, LSM, Camat, LSM, dan tokoh masyarakat.
“Ini kami lakukan agar penanganan bencana jika melibatkan semua unsur, tentunya akan mempercepat penaganan di area bencana,” paparnya. [cyn].

Tags: