Kodim Kab.Madiun Siap Kawal Swasembada Pangan

Letkol Inf, Rachman Fikri. [sudarno/bhirawa]

Letkol Inf, Rachman Fikri. [sudarno/bhirawa]

Kab.Madiun, Bhirawa
Untuk meningkatkan swasembada pangan secara Nasional, anggota TNI, Kodim 0803 Madiun siap mengawal sekaligus sebagai pendampingan berbagai pembangunan terkait peningkatan sasembada pangan. Sekarang ini, sesuai realitanya tanaman padi petani umumnya hasilnya mencapai 7 ton/ha. Demikian halnya sekarang produksi panen padi mencapai 496.000 ton gabah kering panen (GKP). Dan itu masih dapat diharapkan hingga akhir Desember 2015 ini, produksi padi mencapai 576.000 ton GKP, karena masih terdapat 7.000 ha lahan tanaman padi yang siap dipanen.
“Meski demikian, belum lama ini, kami (Kodim 0803 Madiun. Red) dikejutkan dengan informasi sepihak yang menyatakan di Kabupaten Madiun khususnya di daerah Kecamatan Pilangkenceng terdapat tanaman padi petani mengalami puso. Namun setelah dikroscek bersama Dinas Pertanian Kab. Madiun, tidak benar informasi lahan tanaman padi petani yang puso. Ya, sekedar informasi ada lahan petani puso, begitu saja kami pontang panting turun kelapangan untuk mengecek kebenaran informasi tersebut,”terang Dandim 0803 Madiun, Letkol Inf Rachman Fikri kepada wartawan di Aula Makodim 0803 Madiun, Jumat (11/12).
Menurut Dandim 0803 Madiun, Letkol Inf Rachman Fikri, masalahnya, TNI mendapat tugas dari Pemerintah untuk mengawal juga menjadi pendampingan dalam rangka peningkatan swasembada pangan secara Nasional. Awalnya, kondisi di Madiun kondusif alias aman. Terlebih produksi tanaman padi petani juga menggembirakan seperti terusai diatas.
“Lha kok tiba-tiba ada salah satu sekdes di Pilangkenceng menginformasikan kalau di Pilangkenceng terdapat tanaman padi petani mengalami puso. Kata-kata puso itu, kan dapat diartikan negatif alias tanaman petani yang kurang berhasil atau gagal panen, kan begitu. Jika informasiĀ  perihal tanaman padi puso, kalau sampai kami tidak mengetahui dan tidak segera membuat laporan, otomatis kami disalahkan. Ternyata setelah diadakan kroscek, hanya miskomunikasi saja,”tegas Rachman Fikri menjelaskan.
Masih menurut Rachman Fikri yang asal dari Ponorogo ini, tampaknya menguasai wilayah kerjanya. Misalnya, dia mengetahui kalau di Kabupaten Madiun yang paling luas lahan pertanian tanaman padi yakni di Kab Madiun bagian selatan di Kecamatan Dagangan, Dolopo dan Kebonsari. Didaerah tiga kecamatan itu masih layak dalam setahun tanam padi-padi dan padi karena lahannya memang subur dan paling cocok dengan tanaman padi.
Sebaliknya kata dia, kalau di Kab Madiun bagian utara, Balerejo, Mejayan dan Pilangkenceng jelas, tidak bisa untuk tanam tiga kali setahun padi-padi dan padi. Tetapi petaninya harus menyadari kalau daerah Kab Madiun bagian utara itu, bisanya tanam padi-padi trus polowijo. Itu baru hasil pertaniannya bagus. Tetapi kalau petaninya memaksakan tanam padi tiga kali setahun ya gak bisa. Karena lahan tanahnya kurang begitu subur seperti di Kab. Madiun bagian selatan.
Dihadapan para awak media di Madiun, Dandim 0803 Madiun, Letkol Inf. Rachman Fikri menyatakan, kalau ingin sukses dalam pengadaan pangan, hendaknya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Madiun dan lainnya, harus mempunyai rekanan, biar target pengadaan pangan deapat tercapai.
“Demikian halnya, kami (anggota TNI. Red), apapun kebijaksanaan pemerintah, TNI cancut taliwondo melaksanakan program pemerintah.Ya, pokoknya demi tugas, hari liburpun, saya perintahkan kepada Babinsa terjun ke lapangan untuk mendukung dan mendapingi program pemerintah yakni program peningkatan swasembada pangan secara Nasional,”pungkasnya. [dar]

Tags: