Kodim Kawal Distribusi Pupuk Bersubsidi

Komandan Kodim (Dandim) 0810 Nganjuk, Letkol (Inf) Akatoto.(ristika/bhirawa)

Komandan Kodim (Dandim) 0810 Nganjuk, Letkol (Inf) Akatoto.(ristika/bhirawa)

Nganjuk, Bhirawa
Distribusi pupuk bersubsidi memang sangat riskan terhadap penyelewengan. Oleh karena pupuk bersubsisi harganya lebih rendah, daripada pupuk non subsidi, dimana pupuk subsidi hanya sekitar Rp 90 ribu per sak, sedangkan pupuk non subsidi  Rp 220 ribu per sak
Seperti di daerah lain ada oknum aparat yang menyelewengkan dengan tujuan keuntungan pribadi. Belajar dari kasus itu, guna mencegah penyelewengan, pihak Kodim 0810 Nganjuk bekerjasama dengan Polres Nganjuk, untuk melakukan pengawasan distribusi pupuk bersubsisi.
“Untuk mencegah penyelewengan telah membentuk tim khusus bersama kepolisian Nganjuk untuk pengawasan sehingga tepat sasaran,” jelas Komandan Kodim (Dandim) 0810 Nganjuk, Letkol (Inf) Akatoto terkait dengan program pendampingan pemberdayaan dan produksi padi yang dilakukan TNI AD secara nasional.
Namun demikian sejauh ini, belum ditemukan adanya aparat Kodim Nganjuk yang  melakukan penyelewengan pupuk bersubsisi. Tetapi pihak Kodim tetap waspada mengingat persoalan distribusi pupuk sangat riskan terhadap penyelewengan.
Terkait penanganan hukum kasus penyelewengan pupuk bersubsisi, Akatoto telah menyerahkan semuanya kepada aparat Kepolisian. Sementara jika ada aparat Kodim Nganjuk yang tertangkap tangan menyalahgunakan distribusi pupuk bersubdi akan diproses sesuai hukum yang berlaku. Oleh karena tindakan ini merupakan tindakan menyalahi hukum, aparat dipersilakan bertindak tegas. “Saya tidak akan ikut campur masalah hukum. Oleh karena itu menjadi tugas dan keahlian dari polisi,” imbuhnya.
Letkol (Inf) Akatoto, memaparkan program produksi  tanaman padi di Kabupaten Nganjuk bakal tercapai dari target peningkatan 10 persen pada tahun 2015 ini. Pasalnya dari 200 ribu hektare lahan pertanian yang dikonsentrasikan dalam program pada tahun 2014 lalu telah terealisasi sedikitnya 80 persen. “Kami optimistis program peningkatan produksi pada di Nganjuk akan tercapai dengan mulus,” ujar Letkol (Inf) Akatoto.
Menurut Letkol (Inf) Akatoto,  program pendampingan tahun 2015 nanti, tercatat 2500 hektare meliputi wilayah kota 100 hektare, wilayah Gondang 600 hektare, wilayah Baron 900 hektare. Selanjutnya Akatoto menjelaskan, peningkatan produksi petani ini, dilakukan dengan program pendampingan pemberian peningkatan kuantitas tanam, pemberian bibit unggul, pemberian bantuan pupuk  subsidi kepada petani. “Secara teknisnya, penyalurannya bekerjasama dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Nganjuk,” jelasnya kepada Bhirawa kemarin.
Akatoto menjelaskan, bahwa dalam rangka penyaluran pupuk dan distribusi bibit unggul, tidak membentuk khusus  Gapoktan. Tapi menggunakan kelompok-kelompok tani yang sudah ada selama ini. “Ini lebih efisien dan tidak perlu waktu, kita menggunakan apa yang sudah ada,” jelasnya. [ris]

Tags: