Koma di Taiwan, Pemkab Banyuwangi Fasilitasi Pemulangan

8-TKI-komaDerita TKI Sihatul Alfiyah
Banyuwangi, Bhirawa
Pemkab Banyuwangi memfasilitasi pemulangan seorang TKI  asal daerah setempat, Sihatul Alfiyah yang selama ini sakit di Taiwan akibat perlakuan kasar dari majikannya. Ini untuk pertama kalinya pemkab memfasilitasi pemulangan TKI dari luar negeri.
Sihatul Alfiyah tiba di Banyuwangi,  Rabu (7/5) dan langsung mendapatkan perawatan lanjutan di RSUD Blambangan milik Pemkab Banyuwangi. Kepulangan Sihatul dari Taiwan hingga ke daerah asalnya Banyuwangi disertai sejumlah dokter dan paramedis dari Rumah Sakit Tung’s Taichun Medicine Center Taiwan serta relawan dari BNP2TKI, UPT P2TKI Jatim, dan Kementerian Luar Negeri Bidang Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.
Upaya Pemkab Banyuwangi memulangkan Sihatul Alfiyah mendapatkan apresiasi dari Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan UPT P2TKI Jatim, sekaligus tercatat sebagai keberhasilan pertama pemulangan TKI yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten.
“Kondisi Sihatul masih koma dan sulit untuk dipulangkan. Tapi, Pemkab Banyuwangi mampu memberikan perawatan dengan standar tinggi sehingga keinginan keluarganya untuk memulangkan Sihatul bisa terpenuhi,” kata Kepala UPT P2TKI Jatim Agus Heri Santoso.
Selama ini, menurut Agus, belum ada kasus pemulangan TKI dari luar negeri yang dilakukan pemkab, sehingga keberhasilan Banyuwangi bisa menjadi contoh bagi daerah lain yang warganya banyak menjadi TKI.
“Pemulangan Sihatul tidak semudah yang dibayangkan. Selama proses pemulangan, kami melihat respons Pemkab Banyuwangi cukup tinggi dari caranya selalu memonitor kondisi Sihatul dan menghubungi kami setiap saat,” tambah Agus Heri.
Sihatul Alfiyah bekerja sebagai TKI di Taiwan melalui perusahaan penyalur PT Sinergi Binakarya, Malang, Jatim. Ia bekerja di sebuah peternakan sapi perah di Taiwan. Dari keterangan keluarganya, Sihatul mendapat perlakuan kasar dari majikannya beberapa bulan lalu hingga mengalami koma. Pemkab Banyuwangi kemudian berkoordinasi dengan otoritas terkait dan mengirim utusan ke Taiwan untuk melakukan pendampingan serta proses pemulangan.
“Kami akan terus mengawal kasus yang menimpa Sihatul dan mendesak agar majikan Sihatul mendapat hukuman setimpal,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas ketika menjenguk Sihatul di RSUD Blambangan.
Ia memerintah tim medis untuk memberikan penanganan medis secara maksimal kepada Sihatul hingga kondisinya membaik dan pulih. “Ibu Sihatul ini tangguh dan saya melihat ada yang luar biasa. Saya menugaskan tim medis RSUD Blambangan untuk melakukan langkah-langkah medis yang terbaik, termasuk menyiapkan ruangan khusus bagi Sihatul,” tutur bupati.
Terkait pembiayaan, perawatan Sihatul selama ini telah ditanggung pihak majikannya dan PT Sinergi Binakarya Malang (PJTKI) hingga proses pemulangan ke Banyuwangi.
“Bila biayanya tidak mencukupi, kami akan gotong royong membantu pengobatan Ibu Sihatul. Prinsipnya, majikan harus bertanggung jawab, begitu juga PJTKI-nya. Selain itu, secara hukum pelakunya juga harus diberi ganjaran setimpal,” ujar bupati.  [geh.tis]

Tags: