Komisi B Desak Pemerintah Agar Hidupkan Kembali KUD

Anggota Komisi B DPRD Jatim, Noer Soetjipto.

DPRD Jatim, Bhirawa.
Langkahnya keberadaan pupuk saat musim tanam tiba, memang sangat dirasaksan oleh petani. Kalaupun ada harganya sangat mencekik. Dan ini rata-rata dikuasai para pemodal besar alias tengkulak. Padahal sebelumnya penjualan pupuk diserahkan ke KUD yang notabene sangat membantu para petani. Untuk itu, di Hari Koperasi ini Komisi B DPRD Jatim mendesak pemerintah agar mengembalikan fungsi KUD. Selain menjual pupuk juga nenyediakan pinjaman dana untuk petani.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Noer Soetjipto menegaskan keberadaan KUD (Koperasi Unit Desa) adalah cikal bakal koperasi untuk petani di Indonesia yang  sejak berdirinya sangat diperlukan  dan manfaat sangat dirasakan oleh para petani.KUD waktu itu selain menjual pupuk juga menampung semua hasil panen petani sehingga dapat mengurangi kerugian yg dialami petani.Jika musim tanam banyak para tengkulak berkeliaran ke desa desa merayu petani suruh pinjam uang ke para operor tengkulak  gabah  dan orang ini sebagai kaki tangan tengkulak para petani lebih akrab menyebutnya tukang uyang-uyang (orang yang membeli gabah petani waktu panen maupun dengan sistem ijon).
“Jadi petani karena keterbatasannya, baik pengetahuan dan finansial tukang uyang-uyang ini sangat diperlukan karena bisa menyiapkan dana segar tanpa rumit . Mereka membuat perjanjian uang yang dipinjam tidak perlu dibayar tunai saat panen tetapi minta bayar gabah,”tegas politisi asal Partai Gerindra Jatim ini, Kamis (13/7).
Ditambahkannya, sejak munculnya KUD maka petani tertolong dari jeratan tengkulak yang sistemik  ini karena KUD dapat modal dari pemerintah untuk meminjami kebutuhan pembelian sarana produksi (Saprodi ).KUD juga menampung segala panen petani dan bisa menjadi penyambung antara Dolog dan petani pupuk dengan pabrik,  jadi sangat menguntungkan petani.
“Kami berharap pemerintah melalui Hari koperasi ini bisa mempertimbangkan untuk menghidupkan KUD kembali. Dan gudang-gudang KUD yg mangkrak bisa diperbaiki kembali untuk difungsikan seperti era th 1980 dimana Indonesia bisa swasembada pangan yaitu. (Padi.kedelai dan jagung ),”tegas pria yang dipercaya sebagai peneliti ini.
Hal senada juga diungkapkan Anggota Komisu C yang lain, Subianto. Selama ini pendapatan petani tak kunjung ada perbaikan, meski pemerintah khususnya Pemprov Jatim sudah banyak membantu seperti pemenuhan bibit, pupuk, ongkos angkut hingga pinjaman dana. Namun hal itu tidak dapat nendongkrak pendapatan petani Nilai Tukar Petani (NTP) masih rendah. Karenanya lewat hari koperasi ini, pihaknya berharap KUD dihidupkan kembali karena keberadaannya sangat membantu petani.
“Sebagai wakil rakyat saya harus bertanggungjawab untuk membantu para petani yang sekarang ini pendapatan yabg diterimanya cukup memprihatinkan akibat perilaku para tengkulak,”tegas politisi asal Demokrat ini. [cty]

Tags: