Komisi B Ingatkan Masyarakat soal Daging Murah

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Tingginya harga daging sapi di pasaran hingga mencapai Rp 120 ribu/kg, ternyata dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan keuntungan. Di antaranya dengan menjual daging celeng yang dioplos dengan daging sapi dan dijual dengan harga murah sekitar Rp 90 ribu/kg. Dan dalam menjual, pedagang selalu mengatakan daging sisa sehingga banyak masyarakat yang tidak curiga.
Melihat kondisi tersebut, anggota Komisi B DPRD Jatim Yusuf Rohana meminta masyarakat untuk berhati-hati ketika membeli daging dengan harga murah. Masyarakat diminta untuk meneliti kembali, apakah benar daging tersebut daging sapi atau celeng. Karena untuk daging celeng teksturnya lebih lembek dan warnamya tidak merah seperti halnya daging sapi. Bau yang dikeluarkan juga berbeda.
“Untuk itu saya minta ibu-ibu khususnya untuk lebih berhati-hati ketika belanja daging di pasar. Pasalnya, banyak orang memanfaatkan tingginya harga daging sapi dengan menjual daging oplosan. Untungnya beberapa hari lalu pihak kepolisian mampu menangkap oknum tersebut,”tegas politisi asal PKS Jatim ini, Selasa (14/6).
Hal senada juga ditambahkan anggota Komisi B DPRD Jatim Zainul Lutfi. Menurutnya, di tengah banyaknya permintaan daging sapi di bulan puasa dan menjelang hari raya, banyak dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggungjawab dengan menjual daging oplosan. Karenanya hal ini perlu diwaspadai. Dan kepada Dinas Peternakan untuk segera turun ke pasar-pasar untuk melakukan sidak tentunya dibantu dengan aparat kepolisian. Hal ini semata-mata untuk memberikan tingkat keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat ketika ke pasar untuk membeli daging sapi.
“Seharusnya Disnak segera melakukan operasi pasar ketika ada kabar dalam masalah ini. Jangan sampai masyarakat dirugikan akibat daging oplosan ini. Kalau bisa polisi berani menjatuhkan sanksi berat kepada oknum yang menjual daging oplosan,”tegas politisi PAN.
Sementara itu, melonjaknya harga daging sapi di Indonesia, khususnya Jawa Timur (Jatim) juga mendapatkan perhatian dari Yusuf Rohana. Pria yang juga Ketua FraksiĀ  mengatakan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan harga daging sapi di Jatim melonjak.
Salah satunya adalah minimnya stok daging yang ada di Jatim. Padahal, stok sapi hidup yang ada di Jatim masih sangat banyak. “Masalahnya memang di situ. Para pemilik sapi ini tidak mau menjual sapinya untuk dipotong, sehingga daging pun menjadi langka,”kata Yusuf.
Menurutnya, apa yang dilakukan oleh para pemilik sapi tersebut tidaklah salah. Sebab, para petani tersebut benar-benar memperhitungkan untung dan rugi saat menjual sapinya.
Oleh karena itu, politisi PKS itu mengungkapkan, pemerintah harus memiliki beberapa solusi untuk mengatasinya. Misalnya, dengan menawarkan harga yang menarik agar para pemilik sapi di Jatim mau menjual, atau memotong sapinya. “Atau misalnya dengan memperbanyak operasi pasar, agar harga-harga kebutuhan pokok seperti daging ini kembali stabil, setidaknya pada kisaran harga Rp 100 ribu per kilogramnya,”ujar Yusuf. [cty]

Tags: