Komisi B Dewan Jatim Kaget Garam Beryodium Langka

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Hilangnya persediaan garam beryodium disejumlah pasar tradisional mengagetkan Komisi B DPRD Jatim. Pasalnya, sesuai data yang ada persediaan garam beryodium untuk konsumsi masyarakat masih sangat cukup.
Anggota Komisi B DPRD Jatim, Zainul Lutfi menegaskan pihaknya tidak tahu persis berapa kebutuhan garam di Jatim. Tapi yang pasti kebutuhan garam industri harus memenuhi HCl 9,4. Sementara garam petani khususnya di Madura hanya mampu memenuhi sekitar 30 persen. Karenanya sisanya masih impor dari Australia. Namun kini Jatim terus berupaya memenuhi kebutuhan garam industri yang kini dikembangkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan dengan sistem membran.
“Yang saya tahu garam untuk kebutuhan masyarakat tidak ada masalah karena untuk kandungan HClnya dibawah 9. Kalau kemudian saat ini sedang menghilang, paling karena distribusinya saja. Pasalngnya masih banyak buruh atau karyawan pabrik yang mudik selama lebaran,”tegas politikus asal PAN ini, Selasa (11/7).
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Jatim yang lain, Subianto menolak berkomentar banyak. Pasalnya, politisi asal Partai Demokrat ini masih harus turun ke lapangan untuk mengetahui apakah garam beryodium mulai sulut ditemukan khususnya di pasar tradisional.
“Saya tidak mau berkomentar banyak sebelum mengetahui betul kondisi di lapangan,”ungkapnya singkat.
Seperti diketahui sejumlah pedagang ritel bahan pokok sebut saja di pasar Wage Sidoarjo mengaku kesulitan kulakan garam beryodium disejumlah pasar di Surabaya, seperti di Pasar besar Pabean. Alasan belum dikirim oleh pabrik. [cty]

Tags: