Komisi B Sesalkan Sikap Pemerintah yang Impor Garam untuk lndustri

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Komisi B DPRD Jatim menyesalkan sikap pemerintah yang berambisi melakukan impor, di antaranya soal garam dengan alasan kualitas garam lokal tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Padahal jika pemerintah memiliki itikat baik, maka tidak ada kata yang tidak bisa.
Anggota Komisi B DPRD Jatim Yusuf Rohana menegaskan jika rezim sekarang ini selalu berambisi impor. Mulai soal gula, lombok hingga garam, dengan alasan kualitas lokal tak màmpu memenuhi kebutuhan industri. Padahal di sisi lain pemerintah mampu menangani itu semua kalau memang ada itikat membantu petani.
“Tapi yang terjadi sebaliknya, pemerintah berlomba-lomba melakukan impor yang cenderung mematikan nasib petani. Padahal kalau pemerintah mau bijak sebenarnya petani mau diajak maju dengan memperbaiki hasil produksinya,” tegas politikus asal PKS ini, Minggu (26/2).
Seperti diketahui akibat belum memenuhi kualitas garam industri, mengakibatkan Jatim harus terus melakukan impor garam untuk memenuhi kebutuhan industri. Bahkan pada 2017 kuota impor garam Jatim mencapai 2,5 juta ton.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jatim Heru Tjahjono menyampaikan, saat ini kualitas garam petani belum mampu mencapai standar kualitas garam industri. Imbasnya Jatim tergantung pada garam impor untuk memenuhi kebutuhan industri.
“Impor garam Jatim untuk kebutuhan industri non pangan pada 2015 sebesar 1,6 juta ton, pada 2016 mencapai 1,7 juta ton dan kuota 2017 sebesar 2,3 juta ton. Sedangkan impor garam untuk memenuhi kebutuhan industri pangan di Jatim pada 2015 sebesar 450 ribu ton, pada 2016 turun menjadi 270 ribu ton dan pada 2017 hanya 226 ribu ton,” paparnya.
Heru menegaskan untuk meningkatkan kualitas produksi garam petani, Pemprov Jatim terus berupaya melakukan sejumlah program. Salah satunya dengan melakukan proses geomembran,  saat ini kualitasnya sudah mendekati garam industri, walaupun itu belum maksimal seluruh produksi garam di Jatim.
“Pemprov  Jatim akan terus mengoptimalkan kualitas produksi garam petani agar mampu memenuhi kebutuhan garam industri, dengan begitu industri di Jatim tidak tergantung pada impor,” ungkapnya. [cty]

Tags: