Komisi C Sidak Lapter Pulau Bawean

Komisi C DPRD Gresik saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Lapangan Terbang di Pulau Bawean.

Komisi C DPRD Gresik saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Lapangan Terbang di Pulau Bawean.

Gresik, Bhirawa
Wacana pemerintah terkait kesiapan lapangan terbang (lapter)  perintis  di Desa Tanjungori, Kecamatan Tambak pulau Baewan Gresik bisa beroperasi Juni 2015 mendatang ditepis anggota Komisi C DPRD Gresik. Saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lapter di lahan seluas 60 hektar yang mulai dikerjakan tahun 2010, justru Komisi C menemukan bahwa kondisinya masih semrawut  begitu juga dengan fasilitas penunjang lainya.
Saat melakukan sidak, Komisi C memeriksa dari ujung ke ujung landasan. Dalam pengamatan Komisi C kondisinya  belum baik, apa lagi di tengah landasan ada sekitar 2 kilometer lebih kondisi aspalnya sudah terkelupas. Selain itu, prasarana lain seperti kantor, maupun jalan penunjangnya, masih dalam kondisi biasa sehingga rencana bisa dilakukan operasional dalam pertengahan tahun ini mungkin hanya isapan jempol saja.
Anggota Komisi C Edi Santoso mengatakan, bahwa setelah komisi melakukan sidak merasa kecewa dengan berbagai pernyataan yang telah disampaikan oleh pemerintah, bahwa pertengahan tahun ini sudah bisa di lakukan operasi.
“Nyatanya hingga sekarang prasarananya masih minim, baik landasan pacu maupun sarana penunjang lainnya. Rumput masih menguasai area tersebut, sehingga terkesan tidak pernah dibenahi,”  jelasnya.
Selain itu, area jalan menuju landasan pacu kondisi jalanya masih biasa belum dilakukan pengaspalan.
“Yang pasti kami kecewa setelah melihatnya, dengan anggaran APBD yang besar namun kondisinya belum bisa memuaskan,”ungkapnya.
Selanjutnya nanti komisi C mengagendakan memanggil pihak terkait masalah Lapter Bawean ini, apa yang di kerjakan selama ini. Karena keberadaan lapangan terbang (lapter) di pulau Bawean sangat dinantikan oleh masyarakat.
“Kalau pengerjaanya seperti ini saya kira juga tidak akan bisa selesai. Dan masyakat hanya bisa menghitung bulan dan tahun saja, dalam menanti penyelesainya,” tambahnya lagi.  Selain itu, pihaknya sudah terima kabar. Bahwa ada salah satu maskapai penerbangan yang sudah memenangkan tender penerbangannya.
“Kami berharap pemerintah harus konsisten, jangan hanya memberi angin segar saja kepada masyarakat. Kalau memang belum bisa katakan saja, karena masih ada kendala. Jangan dikatakan sepihak hanya untuk popularitas, namun nyatanya masih berantakan,” imbuhnya.
Ungkapan senada juga disampaikan Mustakim, bahwa selama 10 tahun ini ternyata belum terlihat ada pembangunan yang serius.
“Kasihan masyarakat yang menantinya, harapan mereka bisa segera mengunakan fasilitas penerbangan masih hanya dalam angan-angan saja. Sehingga sampai sekarang hanya tetap mengunakan kapal laut saja, kalau ombak tidak bersahabat ketinggianya mencapai 2 meter lebih. Mereka harus sabar menunggu di pelabuhan, menunggu ombak setabil untuk pulang ke tanah airnya di pulau Bawean,” keluhnya.
Sementara itu, Ketua Komisi C Anwar Sadad mengatakan, sidak ini nanti selanjutnya akan ada evaluasi.
“Kita berharap nanti bisa menemukan solusi, karena lapter yang telah sidak dengan yang telah diwacanakan pemerintah nyatanya jauh sekali. Terus terang kami bingung, apa motif di balik ini,” ungkapnya dengan raut muka kecewa. [kim.adv]

Rate this article!
Tags: