Komisi E Evaluasi Kinerja Pengarah BPBD

DPRD Jatim, Bhirawa
Kinerja unsur pengarah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mendapat sorotan dari komisi E DPRD Jatim. Komisi yang membidangi masalah kesejahteraan rakyat tersebut menilai kinerja pengarah BPBD  selama ini tidak optimal.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Kartika Hidayati menyampaikan BPBD Jatim perlu mengoptimalkan kinerja badan pengarahnya yang selama ini kurang terlihat kontribusi nyatanya bagi penanggulangan bencana yang ada di Jawa Timur.
” Dewan pengarah itu kan berasal dari kampus. Harusnya bisa memberikan masukan guna meminimalisir bencana yang terjadi tiap tahunnya. baik itu bencana gunung merapi, kekeringan, banjir maupun longsor,” kata Kartika Hidayati yang kini maju dalam Cawabup Lamongan, Selasa (4/8).
Ditegaskanya kekeringan, banjir dan longsor merupakan bencana rutin yang terjadi setiap tahunnya. Akan tetapi, pihaknya melihat bahwa tidak ada pengurangan daerah setiap tahunnya. “Jumlah daerah yang terkena bencana setiap tahunnya cenderung stagnan,” urainya
Ditambahkannya, unsur pengarah tersebut menerima anggaran. Karenanya, Kartika meminta kepada unsur pengarah untuk bertanggung jawab terhadap kinerjanya. “mereka khan ada anggarannya. Jadi harus bisa mempertanggungjawabkan,” urai politisi yang maju menjadi calon wakil bupati Lamongan ini
Lebih lanjut, jika badan pengarah masih tetap tidak bisa optimal, iapun meminta agar unsur pengarah yang terdiri dari lima orang tersebut dibubarkan saja. Ini agar anggaran yang ada tidak dihambur – hamburkan.”Ya komisi E minta evaluasi. ya kalau tidak bisa mengoptimalkan kinerjanya, lebih baik dibubarkan saja,” tuturnya
Sementara itu, kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Sudarmawan membantah bahwa kinerja unsur pengarah tidak maksimal. Menurutnya selama ini koordinasi antara dirinya dengan dewan pengarah cukup intens. “unsur pengarah kinerjanya baik. mereka khan merumuskan kebijakan untuk penanggulangan bencana. selama ini mereka cukup intens memberikan saran dan masukan,” tutur pria asal Madura ini.
Bahkan, menurutnya unsur pengarah yang juga ada akademisinya membuat partisipasi kampus dalam penanggulangan bencana lebih intens. “Banyak mahasiswa yang dari kampus itu menjadi relawan – relawan bencana,” pungkasnya . [cty]

Tags: