Dewan Desak Buruh Ikut Selamatkan Perekonomian

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Tuntutan para buruh yang minta kenaikan UMK sebesar 20 persen lebih, terus menuai reaksi para wakil rakyat di DPRD Jatim. Sebab, kondisi ekonomi yang terus melemah membuat banyak perusahaan harus melakukan efisiensi untuk bisa tetap bertahan.
Anggota Komisi E DPRD Jatim, Muhammad Eksan, menyampaikan, kondisi ekonomi saat ini terus melemah, jika para buruh memaksakan kehendaknya menuntut UMK dinaikan itu sangat tidak realisitis. Karena perusahaan dan para pengusaha saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan efisiensi untuk bisa bertahan di tengah krisis global.
“Harusnya buruh tidak memaksakan kehendak menuntut kenaikan UMK. Jika itu terus dipaksakan imbasnya investor akan mengalihkan investasinya ke luar negeri. Fatalnya Jatim akan kehilangan keuntungan dalam memperluas lapangan pekerjaan dan sekaligus berimbas pada pengurangan jumlah pengangguran yang setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan,” tegas politisi dari Fraksi Nasdem ini, Minggu (20/9).
Eksan menambahkan, saling mengerti, terbuka dengan fungsi masing-masing dan bukan saling mematikan menjadi hal penting sebagai upaya menyelematkan perekonomian saat ini. Jangan karena keinginan yang tidak realistis lantas mengorbankan kepentingan bangsa dan negara di masa depan termasuk kelanjutan kerja para buruh itu sendiri.
“Bagimanapun para buruh harus ikut terlibat dalam menyelamatkan kondisi ekonomi yang terus memburuk seperti saat iniM Karena ini bagian dari masa depan mereka, masa depan bangsa ini, sehingga duduk bersama antara pengusaha, buruh Dan pemerintah harus dilakukan tanpa pemaksaan kehendak dari salah satu pihak,” ungkap politisi asal Jember ini.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Suli Da’I’m meminta para buruh tidak berpikir egois. Mengingat dengan kondisi perekonomian seperti saat ini, tidak saja berimbas pada buruh tapi juga pengusaha dan semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Karenanya, jika buruh terus mendesak adanya kenaikan UMK, maka dipastikan akan terjadi PHK secara besar-besaran karena perusahaan tak mampu menggajinya.
“Kalau ini sampai terjadi, maka yang akan rugi adalah buruh sendiri. Untulk itu menghadapi kondisi yang sulit seperti ini, maka janga ada pihak-pihak yang ingin mementingkan diri sendiri. Tapi bagaimana para buruh juga berpikir akan keberkangsungan hidup mereka dan perusahaan yang sekarang ini mereka mencari nafkah,”tambah politisi asal PAN ini. [cty]

Tags: