Dewan Jatim Turun Tangan Atasi Dampak Erupsi Gunung Agung

Foto: ilustrasi

DPRD Jatim, Bhirawa
Potensi erupsi Gunung Agung di Bali mendapat perhatian serius DPRD Jatim. Pasalnya, erupsi Gunung Agung berdampak pada sejumlah daerah di Jatim, terutama Kabupaten Banyuwangi dan Sumenep.
Ketua Komisi E DPRD Jatim, Agung Mulyono menegaskan pihaknya siap turun tangan mengatasi dampak erupsi gunung berapi yang saat ini sudah pada level status awas tersebut.
Politisi Partai Demokrat yang akrab disapa Dokter Agung itu mengungkapkan, pihaknya mengimbau kepada Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim untuk turun ke lokasi daerah yang berpotensi terkena dampak erupsi Gunung Agung. Terlebih kalau dilihat kasat mata gunung berapi yang terakhir meletus pada tahun 1963 itu bisa sewaktu-waktu memuntahkan lahar panas dari perut bumi.
“Secara prinsip saya bersama teman-teman di Komisi E siap turun tangan mengatasi dampak erupsi Gunung Agung. BPBD juga sudah kami imbau agar segera turun ke lokasi yang berpotensi terkena dampak erupsi. Preventive action perlu dilakukan,” tegas politisi kelahiran Banyuwangi ini, Selasa (26/9).
Agung menambahkan, langkah preventive action lain yang harus dilakukan oleh BPBD Jatim adalah menyiapkan masker sebanyak-banyaknya. Karena erupsi Gunung Agung diprediksi akan terbawa angina kearah Barat. Akibatnya debu vulkanik gunung terbesar di Bali itu akan mengarah ke Surabaya.
Karena itu, untuk menjaga kesehatan warga Surabaya perlu disiapkan stok masker yang cukup. Sehingga bila terjadi erupsi dampak gangguan kesehatan akibat debu vulkanik bisa diminimalisir. Terutama bagi masyarakat yang harus tetap beraktifitas di luar rumah.
“Debu vulkanik dari erupsi Gunung Agung harus diantisipasi. Karena itu stok masker yang cukup harus disiapkan oleh BPBD Jatim,” imbuh alumni Fakultas Kedokteran Unair tersebut.
Pimpinan Komisi E yang membidangi kesejahteraan rakyat ini mengingatkan, langkah corrective action juga harus dilakukan oleh BPBD Jatim. Karena itu koordinasi dengan BPBD Kabupaten/Kota harus dilakukan.
Agung mengingatkan, BPBD Jatim harus menyiapkan lokasi pengungsian terutama di daerah Banyuwangi. Mengingat, dekatnya jarak antara Bali dengan Banyuwangi berpotensi mengalirnya pengungsi ke wilayah Banyuwangi. Terlebih banyak warga asal Banyuwangi yang menetap atau mencari nafkah di Bali.
“Selain lokasi, kebutuhan tenda selimut dan dapur umum harus siap. Tentunya juga termasuk obat-obatan. Ini mengantisipasi mengalirnya pengungsi dari Bali ke Banyuwangi,” urai anggota Dewan asal daerah pemilihan Jatim 3 itu.
Terpisah, Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD PDIP Jatim mengirimkan bantuan obat-obatan, masker dan makanan ke kantong-kantong pengungsian warga terdampak gunung Agung di Bali. Selain itu, 15 relawan dan tim tim dokter juga diberangkatkan untuk membantu warga di lokasi pengungsian.
“Kami mengirimkan obat obatan, masker dan 15 relawan tujuan kami adalah untuk meringankan beban warga Bali,” kata sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari Bisowarno.
Menurut dia, setelah sampai di Bali, Baguna PDIP Jatim akan. Berkoordinasi dengan DPP PDIP Jatim dan PDIP Bali. Mereka akan. Ditempatkan di lokasi pengungsian selama 15 hari. “Kalau awalnya kemungkinan 15 hari tetapi bisa juga diperpanjang tergantung dengan kondisi di lapangan,” tambah anggota DPRD Jatim itu.
Sri Untari menjelaskan, bantuan obat dan makanan itu merupakan urunan dari kader PDIP Jatim, baik yang menjabat sebagai anggota legislatif dan kepala daerah. Total sumbangan yang dikumpulkan dari para kader mencapai Rp 300 juta. “Itu urunan dari para kader, simpatisan dan mereka yang duduk di legislatif maupun kepala daerah,” tambahnya.
Para relawan yang ada Bali nantinya akan mendirikan posko pengungsian untuk membantu makanan dan memeriksa kesehatan pengungsi. Tim relawan juga menyediakan ambulance untuk mengantisipasi pengungsi yang kondisinya kritis.
“Tim juga bisa memasak dan disediakan dokter. Mereka cukup berpengalaman di bidang sosial dan sudah punya jam terbang tinggi,” tambahnya.
Selain memberangkatkan tim relawan, PDIP Jatim juga meminta DPC PDIP Banyuwangi dan Situbondo menyiapkan tenda pengungsian. Langkah itu dilakukan untuk menampung pengungsi dari Bali dan korban di wilayah tersebut jika terjadi letusan.
“Kalau angin ke barat kita sudah antisipasi. Seperti pada letusan Kelud lalu, yang parah justru di Yogya dan sekitarnya,” pungkasnya. [cty]

Tags: