Komisi III DPR RI Kunjungi Padepokan Dimas Kanjeng

Benny K Harman DPR RI melakukan sidak ke padepokan Dimas Kanjen.

Benny K Harman DPR RI melakukan sidak ke padepokan Dimas Kanjen.

(Kemensos Fasilitasi Pemulangan Pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi)
Pasuruan, Bhirawa
Pemerintah pusat melalui Kementrian Sosial (Kemensos) siap memfasilitasi ribuan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang masih bertahan di tenda-tenda di padepokannya untuk kembali ke daerah masing-masing. “Kami (Kemensos, red) siap mensupport transportasinya. Karena, sebagaian besar mereka yang masih bertahan di padepokan itu tak punya uang untuk kembali ke daerahnya masing-masing,” ujar Khofifah Indar Parawansa, Menteri Sosial RI di konfirmasi sejumlah wartawan saat peresmian e-Warung Barokah di Kota Pasuruan, Sabtu (1/10) sore.
Meski demikian, pihaknya tetap bersiaga dan melakukan pendataan terhadap mereka yang masih bertahan. Dalam hal ini, Kemensos berkoordinasi dengan Dinas Sosial Pemprov Jawa Timur serta Dinas Sosial Kabupaten Probolinggo, maupun instansi terkait lainnya terkait pendataan secara detil. “Yang jelas transportasi yang kami sediakan adalah Bus Damri milik Kemensos dan Kapal Pelni. Saat ini kami masih menunggu data masuk, berapa jumlah orang yang harus difasilitasi,” jelasnya.
Kunjungi Padepaokan
Sementara itu, Anggota DPR RI yang dipimpin wakil ketua Komisi III DPR RI Benny Kabur Harman bersama 8 anggota, sidak padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Begitu tiba langsung menyusuri tenda penampungan santri dan berdialok dengan para pengikutnya yang masih bertahan di padepokan. Saedangkan Mensos akan membantu pemulangan pengikut Dimas kanjeng yang tidak mampu.
Sabtu (1/10), anggota DPR ini mencerca santri di tenda-tenda secara bergantian. Yang menarik, setiap kali menanyakan soal Kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi, umumnya mereka mengaku tidak tahu.
Saat Akbar Faizal, anggota komisi III DPR RI bertanya mengapa betah disini kepada salah satu santri Dimas Kanjeng, dijawabnya, saya mendapat ketenangan tinggal di padepokan ini. Ya soal uang kami tidak masalah karena kami percaya guru kami mampu menggantinya,” kata Muntalib, santri asal Sidoarjo.
Saat Faizal menjelaskan tentang keberadaan Dimas Kanjeng yang ditahan di Polda Jatim, umumnya mereka tidak percaya. Mereka beranggapan Dimas Kanjeng masih naik haji dan ada di mana-mana.
Meski mereka nyata-nyata tinggal di tenda seadanya dan panas sekali, para santri tetap memilih tinggal. “Apa yang kami lihat dan nyatakan, mereka sudah terlanjur percaya soal sang guru yang diyakini mampu mendatangkan uang dengan cara gaib. Bahkan emas batangan dan sepeda motor bisa didatangkan dengan cara irasional alias gaib,” kata Akbar Faizal, politisi Nasdem.
“Uang palsu itu memang masih dalam proses menjadi uang asli. Masalahnya belum disentuh guru kami,” kata Muslimin, santri senior seraya menunjukkan cincin monel bermata Kristal yang bisa laku Rp 100 juta jika mendapat restu Dimas Kanjeng Taat Pribadi.
Marwah Daud, Ketua Yayasan Dimas Kanjeng Taat Pribadi masih percaya bahwa Dimas Kanjeng mampu mengembalikan uang milik santri padepokan jika diminta. “Beliau ini seseorang yang muncul di tengah proses perubahan peradaban yang diberikan kemampuan di luar nalar untuk mencetak uang. Tentunya ini kebesaran dari Allah,” kata Marwah di hadapan anggota komisi III DPR RI.
Mereka datang ke padepokan untuk memastikan penanganan kasus yang dilakukan Polda Jatim terkait kasus pembunuhan dan penipuan yang dilakukan pengasuh padepokan sudah berjalan baik. “Yang kedua, kepada siapa saja yang merasa tertipu atau tidak sesuai pengharapan atas janji-janji Dimas Kanjeng, silakan melapor kepada polisi,” tandas Akbar Faizal
Kementerian Sosial (Kemensos) akan membantu pemulangan pengikut Dimas Kanjeng Taat Probadi yang saat ini masih bertahan di Padepokan di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo. Bantuan pemulangan ini dikhususkan bagi pengikut dari kalangan kurang mampu. Hal ini diungkapkan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (1/10).
Proses pemulangan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi ini akan diintegrasikan dengan Program Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS). “Sekarang sedang dilakukan proses identifikasi di lapangan, yang masuk kategori kurang mampu proses pemulangannya bisa diintegrasikan dengan program PSKBS,” ujarnya.
Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, dan masih menunggu proses identifikasi. Selain akan dibantu pemulangannya, para pengikut Dimas Kanjeng yang kurang mampu itu juga akan mendapatkan bantuan jaminan hidup masing-masing senilai Rp900.000 per jiwa. [hil,wap]

Tags: