Komisi VI DPR Ajak Masyarakat Peduli Asuransi

Direktur PT Jiwasraya Moh Zamkhani (kanan) didampingi Kepala Kanwil Surabaya Dwi Laksito menjelaskan produk asuransi ke anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Ir Bambang Haryo Saekartono, Kamis (2/11). [titis/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi Gerindra Ir Bambang Haryo Saekartono melakukan kunjungan kerja  untuk mengetahui kinerja  Kanwil  Jiwasraya Surabaya, Kamis (2/11) sore.  Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah masih minimnya kepedulian masyarakat untuk mengikuti program asuransi.
“Pemegang polis asuransi di wilayah Kanwil  Surabaya yang mengkaver wilayah Jatim bagian Utara sampai saat ini hanya 89 ribu. Menurut saya angka itu masih minim,” kata Bambang kepada wartawan di sela-sela kunker kemarin.
Padahal kalau mengingat daerah Surabaya dan sekitarnya, termasuk daerah rawan bencana. Entah itu banjir, gempa yang sewaktu-waktu bisa memakan korban. Justru dengan kondisi ini, masyarakat seharusnya lebih peduli untuk ikut asuransi.
Disinggung apa kendala masyarakat untuk ikut asuransi, Bambang menilai lebih karena kurang kesadaran untuk berasuransi. Sehingga mereka tidak tahu manfaat ikut asuransi dalam kehidupannya. “Ada juga karena faktor keuangan, tapi tidak banyak. Seperti Jiwasraya ada produk-produk asuransi dengan premi ringan, misalnya Rp 50 ribu per tahun. Artinya banyak produk yang tidak memberatkan,” katanya.
Karena itu dia mendesak agar Jiwasraya sebagai salah satu lembaga BUMN lebih aktif menyosialisasikan berbagai produk dan pentingnya ikut asuransi ke masyarakat. Dia juga meminta sesama karyawan BUMN untuk berasuransi di asuransi milik pemerintah, bukan asuransi asing.
“Ini masalahnya, banyak karyawan BUMN malah ikut asuransi milik asing. Idealnya kalau asuransi, ya ke sesama BUMN dan itu Jiwasraya sehingga keuntungan dalam bentuk deviden bisa kembali ke rakyat, bukan dibawa asing ke negaranya,” katanya.
Direktur PT Jiwasraya  Moh Zamkhani didampingi Kepala Kanwil Surabaya Dwi Laksito menjelaskan dari 14 kanwil yang dimiliki jumlah pemegang polis sampai akhir Oktober mencapai 7 juta. Penetrasi ini masih minim jika dilihat jumlah penduduk Indonesia yang  mencapai 262 juta lebih. “Penetrasi masyarakat ikut asuransi masih di bawah 5%. Khusus untuk Jatim, jumlah pemegang polis mencapai 95 ribu,” katanya.
Senada dengan Bambang, Zamkhani menilai kesadaran masyarakat untuk berasuransi masih rendah. Kondisi menjadi tantangan bagi perusahaannya untuk lebih aktif lagi menyosialisasikan pentingnya asuransi ke masyarakat. Dia juga mendukung gagasan Bambang agar semua karyawan BUMN, BUMD ikut asuransi milik pemerintah, bukan asuransi asing.
Sedangkan realisasi premi secara nasional pada 2016 mencapai Rp 18 triliun, dan ini menempati urutan kedua secara nasional setelah asuransi prudensial yang mencapai nomor satu dengan realisasi premi Rp 28 triliun. Sedangkan pada akhir 2017 realisasi premi ditarget Rp 20,5 triliun. Posisi hingga akhir Oktober mencapai Rp 18 triliun. [tis]

Tags: