Komoditas Cabai Penyumbang Inflasi Jatim

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Surabaya, Surabaya
Komoditas cabai menjadi penyumbang utama inflasi di Jatim selama Tahun 2016, ditambah komoditas pertanian lain seperti bawang merah, rokok kretek filter, bawang putih, cabai rawit, dan biaya pendidikan perguruan tinggi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono di Surabaya, Selasa (3/1), mengatakan beberapa komoditas cabai menjadi penyumbang inflasi karena nilai konsumsi yang tinggi, namun tidak dibarengi dengan produksi yang cukup sehingga harga di pasaran melambung tinggi.
Sementara itu, untuk Desember 2016 Jatim tercatat mengalami inflasi sebesar 0,56 persen, dengan inflasi tertinggi di Kota Jember yang mencapai 0,93 persen, diikuti Kota Malang 0,58 persen, Surabaya 0,56 persen, Kabupaten Sumenep 0,53 persen, Kabupaten Banyuwangi 0,47 persen, Kota Madiun 0,45 persen, Kota Probolinggo 0,38 persen dan yang terendah Kota Kediri 0,36 persen “Hampir semua kelompok pengeluaran mengalami inflasi pada akhir tahun ini. Kecuali kelompok sandang yang mengalami deflasi 0,59 persen,” katanya.
Untuk komoditas utama yang memberikan andil terbesar inflasi pada Desember 2016 adalah telur ayam ras, tarif angkutan udara, tarif pulsa ponsel, bensin dan cabai rawit.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil terbesar deflasi ialah emas perhiasan, bawang merah, cabai merah dan apel.
Sementara itu, untuk laju inflasi tahunan kalender pada Desember 2016 Jatim mencapai 2,74 persen, angka ini lebih rendah dibanding tahunan kalender Desember 2015 yang mencapai 3,08 persen.
“Jatim secara umum masih bagus sebab masih berada pada kisaran 2 persen, sedangkan nasional di atas tiga persen, sebab di Jatim ada tim pengendalian harga,” katanya.
Sedangakan secara total untuk seluruh ibu kota provinsi di Pulau Jawa pada akhir tahun mengalami inflasi, dan terendah terjadi di Serang sebesar 0,12 persen diikuti Semarang sebesar 0,20 persen, DKI Jakarta 0.27 persen.
Kemudian Yogyakarta 0,35 persen, Surabaya 0,56 persen dan tertrngggi terjadi di Bandung yang mencapai 0,63 persen. [ant]

Tags: