KOMPAK Resapi Nilai Persatuan dari Tugu Yogyakarta

KOMPAK saat berada di Tugu Yogyakarta, Sabtu (15/12). [abednego/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Tugu Yogyakarta atau Tugu Golong Gilig atau Tugu Pal Putih menjadi salah satu keistimewaan yang dimiliki kota Yogyakarta. Tugu yang dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I, pendiri kraton Yogyakarta ini, secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa untuk melawan penjajahan.
Gambaran semangat inilah yang membuat Komunitas Media Pengadilan Kejaksaan (KOMPAK) ingin menggali lebih jauh budaya yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Bertemakan “Jogja Istimewa, KOMPAK Berbudaya”, selama tiga hari, yakni tanggal 14 Desember sampai 16 Desember 2018, puluhan anggota KOMPAK menjelajahi dan menikmati budaya Jawa yang kental khas Yogyakarta.
Obyek wisata berbau budaya dan sejarah, diantaranya Tugu Yogyakarta, Candi Prambanan, hingga bekas rumah juru kunci Gunung Merapi, Mbah Marijan tak luput dari tujuan destinasi KOMPAK. Budaya dan sejarah inilah yang coba diresapi oleh masing-masing anggota KOMPAK dalam menghadapi rutinitas pekerjaan diperkotaan yang sarat akan modernisasi.
“Kedatangan kami ke Yogyakarta untuk memahami lebih dalam tentang budaya. Dihadapkan dengan hiruk pikuk perkotaan, membuat kami ingin mencari nuansa yang berbeda, sekaligus menggali lebih dalam sejarah dan budaya di Yogyakarta,” kata Ketua KOMPAK, Budi Mulyono, Minggu (16/12).
Budi mengaku, selama ini KOMPAK memang sering melakukan rapat kerja (raker) untuk anggota dan melakukan seminar. Bahkan sejak berdiri tanggal 9 Februari 2017, KOMPAK sering mengadakan wisata, diantaranya di Bali dan Batu. Namun, Budi ingin suatu yang berbeda dan kental dengan nilai budaya. Hingga akhirnya Yogyakarta menjadi destinasi yang dipilih oleh KOMPAK.
“Sesuai tema kita, Jogja Istimewa, KOMPAK Berbudaya. Kami memang ingin mempelajari budaya dan meresapi nilai-nilai budaya untuk menjadi bagian dari diri kita masing-masing,” ungkap Budi.
Dengan berwisata di Yogyakarta, Budi mengaku, budaya memang tidak bisa lepas dari setiap individu ayau manusia itu sendiri. Kedepan, Budi mengaku masih ada agenda-agenda kegiatan yang harus dilakukan KOMPAK. Salah satunya pada awal tahun 2019 mendatang, KOMPAK berencana mengadakan seminar yang bertepatan dengan peringatan Hari Pers Nasional (HPN).
“Banyak agenda-agenda yang menanti KOMPAK. Dan keseruan maupun kekompakan ini tidak cukup sampai disini, melainkan akan berlanjut di tahun 2019 mendatang. Sesuai visi misi KOMPAK, yakni menjalin silaturahmi dan bersama-sama menjaga marwah profesi wartawan,” pungkas Budi. [bed]

Tags: