Komunitas Angkot Surabaya Pilih Paklik Rasiyo

paklik-Rasiyo-sapa-pengguna-dan-sopir-Angkot.-[Gegeh-Bagus/bhirawa]

paklik-Rasiyo-sapa-pengguna-dan-sopir-Angkot.-[Gegeh-Bagus/bhirawa]

Surabaya, Bhirawa
Komunitas angkutan kota (angkot) Surabaya memilih memberikan dukungan kepada calon Wali Kota Surabaya nomor urut satu Dr Rasiyo-Lucy Kurniasari. Mereka mengaku kecewa terhadap Pemkot Surabaya yang tidak peduli terhadap nasib angkot yang selama ini dihantui oleh rencana  rerouting.
Ketua Kelompok Unit (KKU) Angkot Surabaya Edi Hasibuan menjelaskan masalah krusial yang dihadapi saat ini adalah minimnya pengguna jasa transportasi angkot. Semakin hari, penumpang angkot makin sepi.
“Apalagi saat ini ada peraturan yang mewajibkan angkot berbadan hukum, tambahlah masalah kita, sedangkan perhatian dari Pemkot tidak ada,” ujarnya saat melakukan deklarasi dukungan di Jalan Galatik di depan Jembatan Merah Plaza (JMP), Rabu (2/12) kemarin.
Edi berharap keberadaan angkot sebagai transportasi umum tetap eksis di Kota Surabaya. Isu rerotring atau rute Lyn dibubarkan dan dibentuk rute baru cukup meresahkan pemilik dan sopir angkot. Ada 58 rute angkot yang akan dipangkas menjadi 13 rute saja.
“Lah, kalau dipangkas sedemikian rupa gimana nasib para sopir angkot yang lainnya? selain itu juga tidak ada solusinya, Kita berharap eksis agar keluarga tetap bisa makan” herannya.
Ia mengapresiasi ide mbangun Suroboyo teko pinggiran yang digagas calon Wali Kota Paklik Rasiyo yang diusung Partai Demokrat-PAN ini. Sehingga, masyarakat yang selama ini tidak tersentuh pembangunan mendapat perhatian dari pemerintah.
Dia yakin Paklik, sapaan Rasiyo, bisa mencarikan celah terhadap PP nomor 74 tahun 2014 yang mewajibkan angkot berbadan hukum. Menurutnya, dibalik peraturan itu ada celah yang bisa menjadi angin segar bagi angkot. “Sepak terjang Paklik Rasiyo tidak perlu diragukan lagi untuk memecahkan masalah ini. beliau sudah pengalaman di birokrasi,” pungkasnya.
Cawali yang berpasangan dengan wakilnya Lucy Kurniasari, Paklik Rasiyo membenarkan masalah krusial angkot saat ini adalah sepinya penumpang. Hal ini karena mayoritas warga Surabaya sudah memiliki kendaraan pribadi. “Beli motor punya uang Rp 750 ribu sekarang sudah dapat, jadi orang lebih memilih makai kendaraannya sendiri,” ujarnya.
Mantan Sekdaprov Jatim ini berjanji akan melakukan berbagai upaya agar penumpang angkot tidak sepi. Salah satunya adalah membuat pengguna jasa angkot nyaman. Misalnya angkot difasilitasi dengan AC (Air Conditioner). Sehingga meskipun ngetem lama, penumpang tetap nyaman berada di dalam angkot.
Selain itu, lanjut Paklik, perlu ada kebijakan yang meminimalisir kendaraan pribadi masuk kota. Warga yang masuk ke Surabaya, baik dari Gresik atau Sidoarjo diarahkan untuk menggunakan kendaraan umum seperti angkot. “Misalnya di depan Cito kita buatkan parkir besar, orang-orang Sidoarjo yang kerja di Surabaya harus parkir disana, masuk kota wajib pakai angkot,” tukasnya.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo yakin pasangan  Dr Rasiyo – Lucy Kurniasari yang diusung partainya akan memenangkan Pilwali Surabaya. Keyakinan tersebut, kata Pakde Karwo didasari pada fakta saat ini, bahwa gerakan berbagai elemen di masyarakat untuk terwujudnya keadilan dalam pembangunan dan kebhinekaan di kehidupan bermasyarakat sangat luar biasa.
Nah, simbolisasi untuk terwujudnya keadilan dan kebhinekaan yang selama ini tidak didapatkan itulah yang menjadikan dukungan masyarakat terhadap Rasiyo – Lucy sangat luar biasa. Sehingga tiap hari, dukungan dan ikrar dari berbagai kelompok masyarakat terus mengalir.
Mulai masyarakat pinggiran, surat ijo, PKL, kelompok pengajian, pemuda, mahasiswa, komunitas kreatif, forum RT/RW, seniman dan budayawan, pengusaha, politisi yang punya massa cukup besar, masyarakat Tionghoa, dan kaum minoritas. “Dengan dukungan mereka yang sangat ekspresif, saya yakin mereka akan datang ke TPS dan memilih nomor satu,” tegasnya.
Dari situ, peluang Rasiyo – Lucy memenangkan Pilwali Surabaya, 9 Desember nanti, kata politisi yang Gubernur Jatim ini menjadi sangat besar. Meski lawannya adalah calon petahana. “Bahkan setiap hari dukungan semakin menggelembung dan makin besar seperti bola salju,” tandasnya.
Tak hanya menang, partisipasi masyarakat juga diprediksi jauh meningkat. Jika Pilwali 2010, angka golput mencapai sekitar 52 persen, di Pilwali kali ini, Pakde Karwo memerkirakan turun hingga 30 persen. Sehingga partisipasi pemilih naik menjadi lebih dari 70 persen.
“Itu karena pada diri calon pemimpin yang baru (Rasiyo – Lucy), masyarakat pinggiran punya harapan akan keadilan. Sementara menengah atas punya harapan akan kebhinekaan dan pluralisme,” beber mantan Sekdaprov Jatim ini. (geh)

Tags: