Komunitas Bromo Lovers Bersih-bersih Gunung Bromo

Camat Sukapura Yulius Christian Ikut bersih-bersih sampah Bromo.

Kab.Probolinggo, Bhirawa.
Pasca ritual Yadnya Kasada yang dilakukan oleh masyarakat Tengger, lautan pasir Gunung Bromo di Desa Ngadisari Kecamatan Sukapura penuh dengan sampah. Menyikapi hal tersebut, relawan pencinta Gunung Bromo yang tergabung dalam Bromo Lovers bersih-bersih sampah di lautan pasir Gunung Bromo, yang merupakan pekerjaan rutin.
Dari aksi tersebut, ratusan kantong sampah berhasil dikumpulkan oleh komunitas Bromo Lovers. “Kali ini kami harus membersihkan kaldera karena penuh sampah,” ujar Ketua Bromo Lovers, Teguh Wibowo, Rabu (12/7).
Teguh menegaskan bahwa sekitar 110 relawan ikut bersih-bersih Bromo. Selain para pencinta alam dari empat daerah (Probolinggo, Lumajang, Pasuruan dan Malang), TNBTS, PVMBG dan beberapa komunitas serta pelajar ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Agenda bersih-bersih tersebut dimulai sekitar pukul 08.00 dan berakhir pukul 11.30. Dua unit pick up sampah disediakan oleh pelayanan jasa di Bromo. Ada pula kendaraan roda tiga untuk mengangkut sampah dari kaldera.
Menurut Teguh, rata-rata jenis sampah yang menumpuk di Bromo adalah plastik pembungkus makanan. Karena tidak dapat terurai, sampah-sampah tersebut amat mengganggu pemandangan. Selain itu, sampah non-organik sangat berbahaya bagi keberlanjutan ekosistem kawasan Gunung Bromo.
“Padahal ketika bertemu dengan para wisatawan, kami selalu kampanyekan bawa kembali sampah. Rencananya kegiatan ini berlangsung selama lima hari atau hingga kawasan Bromo benar-benar bersih dari sampah,” timpal Sunarip, salah satu relawan pencinta alam.
Rute pembersihan sampah dimulai dari visitor centre. Setelah dibrifing, seluruh peserta berjalan menuju kaldera. Sampah yang paling dekat harus diambil dan dimasukkan ke kantong plastik. Seluruh sampah kemudian diangkut menuju pick up untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA).
“Kami sangat mengapresiasi kepedulian teman-teman terhadap lingkungan. Kami pasti terbantu karena mereka yang berada di garis depan dalam menjaga kelestarian lingkungan,” ujar Camat Sukapura Yulius Christian.
Sebelumnya, Banyaknya sampah yang berserakan di seputaran Gunung Bromo, pasca perayaan Kasada ini sempat disesalkan sejumlah wisatawan, yang mengatakan bahwa seharusnya pengelola menyiapkan sarana tempat pembuangan sampah.
Bahkan salah satu wisatawan asing asal Kanada sempat membandingkan kondisi sebuah destinasi alam di eropa atau negara lainnya, jauh lebih mendapat perhatian untuk kebersihannya. Kawasan wisata setenar Bromo minim tempat sampah. Menurutnya, meski merupakan wisata alam, seharusnya pengelola menyiapkan tempat sampah. “Nah ini tidak ada tempat sampah sama sekali,” tandas Teguh.
Kotor sekali, banyak sampah dimana-mana. Sangat berbeda dengan di negara luar. Kondisi ini semakin parah pasca ritual Yadnya Kasada yang dihadiri ribuan warga dan wisatawan. Sampah-sampah organik dan non-organik bertebaran dimana di seputaran Bromo yang telah mendunia ini.
Mulai dari lautan pasir, sekitar Pura Poten Luhur Agung, tangga Gunung Bromo. Bahkan di kawah Gunung Bromo yang menjadi tempat larung sesaji juga penuh sampah. “Kesadaran wisatawan, pedagang dan warga untuk tidak membuang sampah sembarangan masih kurang. Padahal, sampah-sampah itu dapat merusak ekosistem kawasan ini di masa mendatang,” tambah Teguh. [wap]

Tags: