Kondisi Korban Girder Mulai Membaik

Tim Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya tengah melakukan penyelidikan di lokasi ambruknya girder jembatan layang tol Pasuruan-Probolinggo, Senin (30/10). Tak hanya itu sejumlah personil tim dari Kementerian PUPR juga turun ke lokasi. [Hilmi Husain]

Tim Kementerian PUPR- Labfor Polri Lakukan Investigasi
Pasuruan, Bhirawa
Salah satu korban luka akibat ambruknya girder jembatan layang tol Pasuruan-Probolinggo di KM 4,5 itu, Nurdin (35) asal Sumatera Selatan mulai membaik dan sudah pulang ke mess milik PT Pancang Sakti, pada Minggu (29/10) malam.
Korban adalah pekerja pada bagian las. Saat peristiwa terjadi, Nurdin sedang bekerja mengelas salah satu plat besi di sekitar lokasi jatuhnya girder. Untung saja, luka yang dideritanya berupa luka memar dan sedikit kesleo pada bagian punggung.
Sebelumnya, korban sempat dirawat di RS Soedarsono Kota Pasuruan. Ia juga sempat dibawa berobat ke sangkal putung di daerah Lekok, Kabupaten Pasuruan. Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Rizal Martomo, membenarkan kondisi kesehatan Nurdin sudah membaik. Korban sudah dapat bergerak dan kembali ke mess milik PT Pancang Sakti.
“Setelah mendapat terapi dan pemijatan di sangkal putung, kondisi korban berangsur membaik. Jika kondisi korban pulih seratus persen, nantinya akan kami mintai keterangan,” tandas AKBP Rizal Martomo.
Sekadar diketahui, kecelakaan kerja di tol Pasuruan-Probolinggo Minggu (29/10) pagi, mengakibatkan seorang pekerja tewas dan dua lainnya terluka. Korban tewas bernama Heri Sunandar, pekerja mekanik PT Waskita, sedangkan korban luka diketahui bernama Sugiono dan Nurdin.

Investigasi
Sejumlah personil tim yang dibentuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai turun ke lokasi untuk memeriksa dan meneliti ambruknya girder jembatan layang tol Pasuruan-Probolinggo, Senin (30/10).
Hanya saja, mereka belum beraktivitas lantaran memberikan kesempatan kepada tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri Cabang Surabaya untuk melakukan penyelidikan.
Kepala Bidang Pembangunan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) 8 Surabaya, Yuliansyah menyampaikan tim investigasi Kementerian PUPR itu akan bertugas untuk memeriksa serta meneliti, peristiwa ambruk atau jatuhnya girder jembatan layang tol Pasuruan-Probolinggo di KM 4,5 itu.
“Tim investigasi yang dibentuk oleh Kementerian PUPR sudah turun ke lokasi jatuhnya girder jembatan layang tol Pasuruan-Probolinggo. Jumlahnya belum tahu dan tadi sudah ada yang datang dari Jakarta bersama dengan saya. Saat ini belum bisa bekerja, karena kami memberi kesempatan tim labfor dan polisi untuk bekerja lebih dulu,” ujar Yuliansyah dilokasi.
Menurutnya, hasil dari investigasi itu diharapkan bisa mengetahui penyebabnya dan akan dilihat kenapa peristiwa girder ambruk itu bisa terjadi. “Memang ini murni kecelakaan. Tapi tim investigasi akan meneliti dan melihat, apakah peristiwa terjadi karena metode pelaksanaan yang kurang tepat. Ataukah terkait mutu kwalitas produknya, atau bahkan karena sistem keamanan bagi pekerjanya yang kurang diperhatikan,” papar Yuliansyah.
Terkait penyelidikan yang dilakukan Labfor Mabes Polri, Yuliansyah bersama pihak Kementerian PUPR hanya bisa menunggu keputusan pihak kepolisian. “Saat ini merupakan kewenangan kepolisian untuk melakukannya. Karena ada korban dan harus ada yang bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa itu,” kata Yuliansyah.
Yuliansyah menambahkan meski tengah terjadi peristiwa ambruknya girder jembatan layang, pembangunan tol sepanjang 31,3 kilometer itu tetap berlanjut. Hanya lokasi ambruknya girder di Desa Dawesari Kecamatan Grati Kabupaten Pasuruan itu saja yang dihentikan sementara.
“Di lokasi kejadian saja, pekerjaannya dihentikan sementara. Sebab, itu menjadi ranah pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan terjadinya peristiwa itu. Untuk keseluruhan, pembangunan tol tetap dilakukan oleh pihak pelaksana,” terang Yuliansyah.
Sementara itu,  ambruknya girder jembatan layang tol Pasuruan-Probolinggo di KM 4,5 itu membuat Wagub Jatim, H Saifullah Yusuf berbicara. Pejabat asli Pasuruan ini menilai ke depannya harus dievaluasi secara menyeluruh terhadap peristiwa di proyek nasional itu. Termasuk juga peristiwa itu akan menjadi pengingat untuk tetap mengedepankan keselamatan di tiap pekerjaan.
“Ini adalah bagian dari pembelajaraan untuk dicari penyebabnya. Makanya, dengan upaya di masa-masa mendatang, sebuah pekerjaan akan tetap mengedepankan keselamatan. Sehingga peristiwa kecelakaan kerja, hingga memakan korban jiwa tidak terulang kembali,” papar Saifullah Yusuf, Minggu (29/10) malam.
Selanjutnya, pihak berwenang harus segera mencari penyebab kecelakaan, apakah ada persoalan teknis ataupun terdapat kesalahan-kesalahan yang belum diketahui. Iapun juga meminta kepada masyarakat luas untuk tetap menghormati dan menunggu proses penyelidikan yang tengah dilakukan, utamanya oleh pihak kepolisian. “Diera saat ini, publik ingin tahu lebih jauh penyebab utamanya apa serta bagaimana,” kata Gus Ipul panggilan akrabnya. [hil]

Rate this article!
Tags: