Kondisi Siswa di Masa Pembelajaran Daring

Pada akhir tahun 2019 merupakan tahun yang sangat menakutkan bagi semua manusia. Hal tersebut dikarenakan adanya pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia, bahkan tidak hanya Indonesia namun negara di seluruh dunia terkena dampaknya. Adanya virus ini banyak sekali spekulasi yang muncul, mulai dari penyebab adanya virus ini banyak orang yang membuat konspirasi penyebab dari datangnya virus ini. pandemi Covid-19 menjadi kendala bagi semua kalangan di dunia dan jug amerupakan krisis kesehatan bagi manusia. Berbagai kalangan mulai dari kalangan atas sampai bawah terkena dampak dari pandemi Covid-19 ini. Segala aspek bidang juga terkena dampaknya, salah satunya pada bidang pendidikan.

Dalam dunia Pendidikan, adnaya virus ini memberikan dampak yang sangat banyak seperti banyaknya sekolah yang ditutup guna mengehentikan mata rantai penularan dari virus Covid-19 ini. Indonesia salah satu negara yang menutup sekolah dan menghentikan kegiatan pembelajaran di sekolah. Dampak dari pandemic Covid-19 pemerintah membuat program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan sistem Pembelajaran Daring/Online. Sesuai dengan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 pada Satuan Pendidikan tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19) dalam surat edaran tersebut terdapat arahan mengenai kegiatan belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dalam rangka pencegahan penyebaran virus Covid-19. Pembelajaran daring yang diterapkan harus sesuai dengan kemmapuan masing-masing sekolah agar proses pembelajaran lancar, yang banyak digunakan yaitu menggunakan WhatsApp Group.

Pandemic Covid-19 ini sudah berjalan hampir 2 tahun, kondisi siswa sangat memprihatinkan terutama pada aspek pemahaman materi. Siswa hanya diberikan materi dengan menshare di grup WA masing-masing tanpa dijelaskan lebih detail seperti di sekolah. Hal ini yang membuat miris keadaan peserta didik dalam masa pembelajaran yang dilakukansecara daring. Hal ini terbukti pada siswa-siswa SD Negeri 2 Selakambang merupakan sekolah penempatan saya pada program Kampus Mengajar 2 yang mengalami dampak adanya pembelajaran daring. Banyak siswa yang masih buta huruf atau belum terampil calistung. Pembelajaran daring ini menjadikan materi tidak tuntas dan tidak dapat diterima dengan baik oleh peserta didik serta penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran daring dianggap tidak maksimal, keterbatasan tekonologi pada pengajar juga merupakan penyebabnya.

Pembelajaran daring tidak hanya mendampak pada kondisi kognitif siswa tapi dampak tersebut dirasakan pada mental peserta didik. Karena pada masa pandemic Covid-19 berlangsung peserta didik hanya diwajibkan di rumah saja. Sehingga peserta didik kehilangan waktu dan kesempatan untuk berinteraksi secara langsung dengan temannya dan interaksi sosial lainnya.

Adisti Nur Aisyah
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Univeristas Muhammadiyah Purwokerto.

Tags: