Konektivitas SMA dan Perguruan Tinggi Tak Boleh Putus

Cabang Dindik Surabaya mempertemukan kepala SMA se Surabaya dengan perguruan tinggi untuk berdiskusi membangun sinergi pembelajaran yang tepat, Selasa (19/12). [adit hananta utama]

Dindik Jatim, Bhirawa
Perguruan Tinggi (PT) sebagai jenjang lanjutan bagi peserta didik menengah harus selalu terhubung dengan SMA. Sebab di SMA, embrio pembelajar yang akan duduk di bangku PT ditelorkan. Dari situ, sinergi sekolah dengan perguruan tinggi tak boleh putus.
Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof. Warsono mengatakan, sekolah dengan perguruan tinggi mempunyai tugas sama yakni mendidik. Perlu ada kontinuitas pendidikan dalam menyiapkan anak menghadapi tantangan ke depan. “Kami akan menyiapkan siswa jadi pembelajar,” kata dia usai pertemuan dengan kepala SMA se Surabaya, Selasa (19/12).
Dengan jadi pembelajar, lanjut dia, siswa terlatih mengatasi masalah-masalah baru. Utamanya yang belum dipelajari ketika duduk di bangku sekolah atau perkuliahan. “Apa yang dipelajari sekarang belum tentu cocok di masa depan. Kalau jadi pembelajar, mereka akan siap mengatasi berbagai masalah,” terangnya.
Menurut dia, koneksi SMA dengan perguruan tinggi sangat dibutuhkan. Bila ilmu di SMA belum cukup bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Pihaknya pun antusias berbagi pengalaman dan memberi motivasi kepada kepala sekolah agar menyiapkan siswa. Belum lagi cara masuk perguruan tinggi yang berdasar tes prediktif sangat berbeda dengan evaluasi di sekolah yang berbasis kompetensi.
“Tapi yang punya modal kompetensi bagus, biasanya bagus,” ujarnya. Sementara terkait model masuk perguruan tinggi negeri, Warsono mengaku masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Antara lain menggunakan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan jalur mandiri.
Wakil Rektor 1 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof. Heru Setyawan menambahkan, pada dasarnya pendidikan untuk menyiapkan anak menghadapi tantangan masa depan. Perlu pengajaran bagaimana cara belajar yang baik kepada siswa. Dengan begitu, siswa bisa menerima substansi ilmu yang bisa diterapkan dalam kehidupan.
“Analogi atau cara berpikir dalam hukum fisika, misalnya. Itu nanti bisa digunakan mengatasi masalah-masalah lain. Pemahaman ini untuk menghadapi tantangan masa depan,” ujar guru besar dari Jurusan Teknik Industri ini.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim di Surabaya, Sukaryantho mengatakan, perguruan tinggi merupakan embrionya ilmuan dan entrepreneur. Koneksi antara SMA dengan perguruan tinggi bisa menjadi jembatan untuk mengetahui konsep pembelajar sejati. [tam]

Tags: