Konfercab PDIP Masih Skorsing, Belum Ada Surat Keputusan DPP PDIP

Foto Ilustrasi

Surabaya, Bhirawa
Pembacaan rancangan penetapan oleh DPP PDIP terhadap penunjukkan kepengurusan anyar DPC dipertanyakan. Hal tersebut disampaikan Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan Kecamatan Bulak, Riswanto. Ia mengatakan sesuai mekanisme partai, usulan yang disampaikan kepada DPD dan DPP berpedoman pada hasil Rakercab.
“Sehingga ketika terjadi protes dan penolakan Saat dibacakan maka DPP akan membahas kembali, sebab itu masih rancangan, bukan keputusan,” terang Riswanto saat dikonfirmasi via ponsel, Senin (8/7).
Sehingga, lanjut Riswanto belum ada penetapan alias skorsing. Oleh Karena itu, sampai saat ini status DPC PDI Perjuangan masih demisioner.
Politisi yang juga duduk sebagai Legislator komisi C DPRD Surabaya ini menambahkan, posisi kepengurusan anyar dibawah Adi Sutarwijono belum resmi.
“Karena belum ada SK resmi. Sifatnya masih rancangan. Itu yang perlu diluruskan. Jangan pernyataan Saya dipelintir seolah-olah Saya menolak keputusan Ketua Umum,” terang Riswanto.
Diketahui, DPP PDI Perjuangan menugaskan Adi Sutarwijono untuk memimpin DPC PDIP Kota Surabaya selama lima tahun ke depan, menggantikan Whisnu Sakti Buana yang telah sukses memimpin DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya selama 10 tahun sejak 2010.
Pembacaan tersebut menimbulkan polemik. Lantaran nama yang dibacakan tidak sesuai dengan keputusan hasil Rakercab DPC PDIP Surabaya yang digelar di Gedung Wanita, Jalan Kalibokor 27 Juni kemarin.
Dalam Rakercab, sebanyak 31 PAC mengusulkan nama Whisnu Sakti Buana. Namun, hasil tersebut tidak diindahkan oleh DPP PDI Perjuangan.
Sementara dalam Peraturan Partai Nomor 28 Tahun 2019 pasal 5, yang dihasilkan dalam Rakernas menyatakan bahwa tentang evaluasi kinerja DPC yang berstatus baik tidak perlu dilakukan penggantian pengurus.
Riswanto menambahkan, atas dasar tersebut maka forum Konfercab yang dibacakan di Gedung Empire Palace kemarin, harusnya dievaluasi kembali oleh DPP. “Karena DPC PDIP Surabaya tidak termasuk dalam evaluasi kinerja yang buruk,” pungkasnya.
Sementara itu DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya yang baru hasil Konferensi Cabang (Konfercab) serentak yang digelar di Emipre Palace, Kota Surabaya, Jatim, Minggu (7/7) siap mengakomodir kepengurusan lama untuk masuk dalam kepengurusan baru.
“Kita terus membangun komunikasi dengan mereka (Pimpinan Anak Cabang/PAC) yang belum menerima hasil keputusan DPP. Saya yakin mereka nantinya bisa menerima. Saat ini hanya butuh waktu saja,” kata Sekretaris DPC PDI Perjuangan Surabaya Baktiono Senin (8/7).
Saat ditanya apakah keputusan penunjukan dari DPP tersebut final, anggota DPRD Surabaya lima periode ini mengatakan keputusan DPP PDI Perjuangan yang dibacakan ketua DPP PDIP Perjuangan Nusyirwan Sudjono dan Ribka Tjiptaning saat Konfercab sudah final.
Keputusan yang ditandatangani Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Hasto Kristiyanto menunjuk Adi Sutarwijono sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya menggantikan Whisnu Sakti Buana, Sekretaris Baktiono menggantikan Syaifudin Zuhri dan Bendahara Taru Sasmita menggantikan Budi Leksono.
“Ini yang tanda tangan langsung Bu Megawati dan Pak Hasto. Jadi sifatnya mengikat dan final,” ujarnya. Meski demikian, lanjut dia, pihaknya diberikan waktu hingga 27 Juli 2019 untuk menyusun kepengurusan DPC PDI Perjuangan periode 2019-2024 untuk disahkan dalam Konferensi Daerah (Konferda) Jatim pada 27 Juli 2019.
“Jadi tidak benar kalau ada yang bilang keputusan konfercab itu belum final dan bisa berubah karena ‘deadlock’ (kebuntuan),” katanya.
Hal sama juga dikatakan Bendahara DPC PDI Perjuangan Surabaya Taru Sasmita. Ia mengatakan pihaknya sudah mulai melakukan pendekatan ke PAC karena bagaimanapun mereka adalah kawan seperjuangan.
“Kami turun ke bawah menemui mereka. Respons mereka cukup baik. Kami berharap pembentukan pengurus sebelum konferda pada 27 Juli sudah selesai,” katanya. [dre]

Tags: