Konfercab Tuntaskan 38 Kabupaten / Kota

Konfercab 38 kabupaten/kotaSurabaya, Bhirawa
Pelaksanaan Pilkada serentak pada akhir  2015 nampaknya mulai diadopsi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam melaksanakan suksesi kepemimpinan pengurus parpol berlambang kepala banteng dengan moncong putih di tingkat kabupaten/kota. Selama 2 2 hari (9-10 Februari) DPD PDIP Jatim menggelar Konfercab 38 kabupaten/kota secara serentak di tiga lokasi, yakni Sidoarjo, Jember dan Madiun.
“Konfercab di Sidoarjo diikuti 23 kabupaten/kota, di Jember diikuti 7 kabupaten dan di Madiun diikuti 8 kabupaten/kota,” ujar Ketua DPD PDIP Jatim, Sirmadji Tjondro Pragolo, di Hotel Utami Sidoarjo, Senin (9/10).
Konfercab serentak di Jatim ini, lanjut mantan wakil ketua DPRD Jatim ini merupakan tindaklanjut dari konferensi anak cabang (kecamatan) yang sudah dituntaskan 624 PAC atau setara 93,9 persen dari total PAC PDIP se Jatim. “Sebanyak 624 PAC sudah tuntas hingga SK, tinggal 40 PAC yang belum dibuatkan SK. Sedangkan cabang yang sudah menyelesaikan hingga 100 persen ada sebanyak 25 DPC,” ungkap Sirmadji.
Sedangkan Konfercabsus di Hotel Utami hari pertama, diikuti 11 cabang, yakni DPC Kota Surabaya, DPC Kab Bangkalan, DPC Kab Sampang, DPC Kab Pamekasan, DPC Kab Sumenep, DPC Kab Jombang, DPC Kab Lamongan, DPC Kota Malang, DPC Kab Mojokerto, DPC Kota Mojokerto, dan DPC Kota Kediri.
Di hari kedua, kata Sirmadji diikuti sebanyak 12 cabang, meliputi DPC Kab Bojonegoro, DPC Kab Tuban, DPC Kab Gresik, DPC Kab Sidoarjo, DPC Kab Pasuruan, DPC Kota Pasuruan, DPC Kab Kediri, DPC Kab Blitar, DPC Kota Blitar, DPC Kab Malang, DPC Kota Batu, dan DPC Kab Tulungagung.
Sementara penyelenggaraan Konfercab Serentak di Jember diikuti oleh DPC Kab Probolinggo, DPC Kota Probolinggo, DPC Kab Situbondo, DPC Kab Bondowoso, DPC Kab Lumajang, DPC Kab Jember dan DPC Kab Banyuwangi. “Konfercab serentak di Madiun diikuti DPC Kab Madiun, DPC Kota Madiun, DPC Kab Magetan, DPC Kab Ponorogo, DPC Kab Pacitan, DPC Kab Trenggalek, DPC Kab Ngawi dan DPC Kab Nganjuk,” jelas politisi asli Trenggalek.
Mekanisme Konfercab serentak hanyalah membacakan surat rekomendasi DPP PDIP yang berisi tiga nama calon ketua DPC. Barulah ketiga nama calon itu disuruh musyawarah mufakat memilih ketua. “Jika deadlock dikembalikan ke forum PAC untuk memilih ketua DPC, Dan jika tetap deadlock maka akan diambilalih DPP dengan menunjuk salah satu dari tiga kandidat sebagai ketua DPC,” beber Sirmadji.
Dicontohkan, usulan DPC Kota Surabaya ke DPP melalui DPD PDIP Jatim ada lima nama yakni Wisnu Sakti Buana, Sutarwiyono, Agustin Paulina, Sukadar dan Saifudin Zuhri. Namun rekomendasi DPP PDIP memutuskan tiga nama yakni Wisnu Sakti Buana, Agustin Paulina dan Saifudin Zuhri.
“Ketiga nama calon ketua DPC PDIP Surabaya yang direkomendasi DPP akhirnya bermusyawarah mufakat dan memilih kembali Wisnu Sakti Buana sebagai ketua DPC PDIP Surabaya 5 tahun ke depan,” terang anggota DPR RI dari FPDIP.
Setelah Konfercab serentak di Jatim tuntas, pada 18 Maret mendatang dilanjutkan dengan Konferda untuk memilih ketua DPD PDIP Jatim di Banyuwangi dengan  mekanisme yang sama dengan Konfercab. “Barulah kemudian pada 9 April 2015 dilaksanakan Kongres di Bali untuk memilih ketua umum DPP PDIP periode 2015-2020,” tambah Sirmadji.
Perwakilan pengurus DPP yang ikut hadir dalam Konfercab serentak di Jatim, terdiri dari Mindo Sianipar Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning Ketua DPP PDIP Bidang Kesehatan, Ahmad Basarah Wasekjen DPP PDIP, Prakosa Wasekjen DPP PDIP, serta Idham pengurus DPP PDIP lainnya.
Surabaya telah selesai
Namun khusus untuk Surabaya, ternyata penentuan Ketua DPC telah rampung dengan mekanisme aklamasi yakni tetap Wisnu Sakti Buana, sehingga dalam Konfercab tinggal pemilihan Sekretaris dan bendahara.
Hal ini dikatakan Adi Sutarwijono wakli ketua DPC PDIP Surabaya periode sebelumnya, bahwa pemilihan ketua telah selesai dengan tetap menjadikan Wisnu Sakti Buana sebagai leader untuk wilayah kota Surabaya.
“Untuk Surabaya memang sudah selesai sebelumnya dengan tanpa adanya gejolak apapun di tingkat ranting karena bisa menyepakati secara aklamasi,” terangnya.
Awi mengatakan bahwa disamping merupakan amanah DPP, mekanisme aklamasi memang menjadi target dalam pemilihan pengurus, karena mengedepankan azas musyawarah dan mufakat.
“di politik itu sejatinya sebisa mungkin menghindari mekanisme voting, tetapi mengedepankan azas musyawarah dan mufakat, karena dengan demikian akan melahirkan kebijakan yang bisa diterima semua pihak, itulah kenapa harus diusahakan aklamasi, bukankah itu yang lebih baik dan kondusif,” katanya.
Saat ditanya, bagaimana dengan upaya regenerasi kader di partai PDIP, Awi mengatakan jika hal itu tetap diperlukan, namun untuk sosok ketua tetap dibutuhkan unsur ketokohan karena berkaitan dengan jalannya mesin politik kedepan.
“Regenerasi kader tetap diperlukan, tetapi untuk menjadi pimpinan partai, memang masih memerlukan sosok yang mempunyai kemampuan menejerial yang baik dan tangguh karena menyangkut soal masa depan partai, terutama menyangkut persiapan Pilwali, dan kebetulan sosok itu hanya ada pada pak Wisnu, paling tidak pandangan itu disepakati oleh seluruh ranting sampai saat ini,” tandasnya disela-sela acara konsolidasi kader ditingkat ranting.
Dimintai tanggapannya terkait amanah DPP yang meminta agar DPC Surabaya menjadi rujukan mekanisme dan kebijakan politik bagi wilayah lain di Jatim, Awi menjawab bahwa dirinya tidak mengetahui, namun mengaku bahwa selama ini pihaknya hanya berusaha menjaga soliditas kader di kota Surabaya tetap terjaga. [cty.gat]

Tags: