Konflik SARA Bisa Matikan Kunjungan Wisata Kota Batu

Demo SaraKota Batu, bhirawa
Hubungan yang harmonis dan sikap toleransi antar Suku, pemeluk Agama, Ras dan Adat Istiadat atau Budaya merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa. Konflik Antar Suku, Agama, Ras dan Adat Istiadat (SARA) bisa membuat bangsa Indonesia mengalami kemunduran kembali ke masa jahiliyah.
Tak hanya itu, konflik SARA juga bisa merusak tatanan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
“Sudah banyak bukti di berbagai negara, ketika terjadi konflik SARA, maka negara itu akan hancur dan terpecah-pecah. Oleh karena kebhinekaan Indonesia harus tetap dijaga demi keutuhan dan kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ungkap Wawali Batu, Punjul Santoso saat membuka kegiatan Dialog Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama yang digelar Forum Komunikasi Antar Umat Beragama (FKUB) Kota Batu, di Balai Desa Punten, Rabu (13/5).
Menurutnya, sebagai kota wisata, Batu menjadi jujugan wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia dan mancanegara. Sehingga, apabila terjadi letupan (konflik) dan isu SARA, maka akan mengancam minat wisatawan berkunjung ke Kota Batu.
“Contohnya di Bali, akibat bom Bali tingkat kunjungan turun drastis. Kami tidak ingin hal itu terjadi di Batu,” tegasnya.
Lunjup, sapaan akrabnya menyebut, peran FKUB sangat penting dalam menjaga hubungan antar umat beragama, bisa melalui dialog formal seperti ini, ataupun secara informal hadir di tengah-tengah masyarakat. Selain itu, Kota Batu menjadi barometer nasional dalam hal kerukunan dan toleransi. Banyak PT Agama di Kota Batu, seperti Sekolah Alkitab, Sekolah Agama Budda, YPPI, Universitas Islam Negeri Malang dan lainnya. Sehingga letupan kecil saja gaungnya tak hanya menasional, tetapi mendunia.
“Semua agama di sini berjalan sesuai ajaran dan nilainya masing-masing, hampir tidak ada gesekan antar agama. Kalaupun ada dapat segera diselesaikan,” terang politisi PDIP tersebut.
Lunjup juga mengaku berterima kasih berkat peran FKUB yang memiliki andil besar dalam mewujudkan toleransi antar umat beragama dan meredam berbagai isu terkait SARA. Seperti, isu adanya pelatihan anggota ISIS di Desa Tlekung, kecamatan Junrejo, FKUB langsung menyikapinya dengan cepat.
Oleh karena itu, Pemkot Batu akan berupaya secara maksimal memfasilitasi dialog antar umat beragama, serta memberikan perlakuan yang adil terhadap semua agama.
“Kota Batu tak akan berkembang menjadi kota tujuan wisata utama tanpa kontribusi semua pihak. Sehingga kami berharap iklim kondusif yang tercipta hingga saat ini untuk tetap dipertahankan,” tandas Lunjup. [sup]

Tags: