KONI Jatim Izinkan Cabor Rekrut Atlet

Erlangga Satriagung

Erlangga Satriagung

Surabaya, Bhirawa
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim memberikan lampu hijau bagi cabang olahraga (Cabor) yang berniat untuk merekrut atau membeli atlet dari luar provinsi. Upaya ini dilakukan agar Jatim bisa meraih juara umum di Pekan Olahraga Nasional Indonesia (PON) XIX Jabar 2016.
Hanya saja ada satu syarat yang harus dipenuhi oleh cabor untuk merekrut atau membeli atlet dari luar Jatim. Yakni sudah melalui analisis dan pertimbangan matang sehingga tidak sampai mendepak keberadaan atlet Jatim.
“Silahkan merekrut atlet dari luar provinsi asal berpotensi emas. Kami merekrut atlet untuk nomor-nomor pertandingan pada beberapa cabang olahraga yang memang tidak kami miliki. Jadi, mereka sebagai pelengkap kekuatan dari atlet Jatim di PON mendatang,” kata Ketua Umum KONI Jatim Erlangga Satriagung, Kamis (10/4).
Sayangnya pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Jatim itu enggan menyebut jumlah atlet dari provinsi lain yang sudah direkrut masuk Jatim dengan alasan sebagian dari mereka proses kepindahannya masih dipermasalahkan oleh daerah asalnya. Salah satu kasus kepindahan atlet yang sempat dipermasalahkan dan akhirnya gagal adalah saat Jatim merekrut pecatur putri WGM Irene Kharisma Sukandar dari Jabar.
Informasi yang diperoleh wartawan menyebutkan atlet-atlet potensial yang sudah direkrut KONI Jatim, antara lain Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan DKI Jakarta.
Mereka dari beberapa cabang olahraga, seperti anggar, boling, berkuda, renang, angkat besi, dan biliar. Untuk cabang angkat besi, Jatim sedang berusaha menyelesaikan kepindahan lifter peraih medali perak Olimpiade, Eko Yuli Irawan, dari Kalimantan Timur.
“Perekrutan mereka memang tidak semuanya mulus karena ‘digandoli’ (dipertahankan) daerah asalnya sehingga kemudian kasus kepindahan itu harus diselesaikan lewat BAORI (Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia),” ujar Erlangga.
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak asal-asalan mengambil atlet dari luar daerah, tetapi mempertimbangkan potensi mereka untuk meraih medali emas pada PON 2016.
Menurut Erlangga, perekrutan atlet seperti ini juga dilakukan beberapa provinsi lain, termasuk Jawa Barat sebagai tuan rumah PON 2016. Bahkan, beberapa atlet potensial Jatim telah pindah ke Jabar dan daerah lain.
“Seharusnya kasus kepindahan atlet dari satu daerah ke daerah lain tidak perlu terjadi kalau pelaksanaan PON punya orientasi yang jelas. Akan tetapi, yang terjadi saat ini, PON sudah kehilangan orientasi dan lebih menonjolkan prestise daerah ketimbang peningkatan prestasi atlet,” katanya.
KONI Jatim, lanjut Erlangga, pernah beberapa kali mengusulkan agar PON dibubarkan dan diganti dengan kejuaraan nasional masing-masing cabang olahraga karena anggaran besar yang dikeluarkan daerah untuk pembinaan atlet, justru terbuang sia-sia. [wwn]
teks: (file 11-koni) Lifter Eko Yuli Irawan salah satu atlet angkat besi yang direkrut dari Kaltim. Namun kepindahannya masih dalam proses. [wawan triyanto/bhirawa]

Rate this article!
Tags: