KONI Jatim Minta Sudahi Polemik Keperawanan

Siapkan Recovery Psikologis Atlet
DPRD Jatim, Bhirawa
KONI Jatim meminta semua pihak segera mengakhiri polemik atlet senam Jatim yang di coret saat Pelatnas di Gresik. Salah satu alasan pencoretan karena faktor keperawanan. Pihak KONI juga sudah mempersiapkan recovery psikologis atlet.
“Kita juga merasa terpukul dengan statmen tim pelatih Pelatnas senam tersebut. Namun karena ini terkait nasib atlet kedepannya. Kita imbau akhiri polemik ini,” ujar Ketua KONI Jatim Erlangga Satriagung setelah memenuhi panggilan Komisi E DPRD Jatim, Senin (2/1) kemarin.
Menurut Erlangga, hirarki yang tertinggi adalah kepentingan atlet, sehingga kasus ini harus diselesaikan dan semua harus saling memaafkan. Karena ini demi kepentingan atlet. Ini dilakukan, lanjut dia, agar atlet yang bersangkutan bisa kembali beraktifitas untuk mempersiapkan diri di event lain yang sudah ada di depan mata.
“KONI Jatim akan menyiapkan psikologi untuk melakukan recovery psikologis atlet dan tim pelatih kita minta untuk mendatangi keluarga dan meminta maaf apabila benar-benar mengeluarkan statmen yang menggegerkan tersebut,” ungkapnya.
“Sebentar lagi ada PON, kita masih membutuhkan atlet itu untuk membawa nama Jatim di ajang nasional tahun 2020 mendatang di Papua,” tambahnya.
Erlangga mengatakan, pihaknya tidak sepakat bila ada pihak-pihak yang akan mendorong kerana hukum. Sebab bila ini terjadi maka yang dirugikan adalah atlet itu sendiri. “Kalau sampai kerana hukum, maka atlet tidak akan konsentrasi untuk kembali berlatih. Atlet itu manusia super. Kalau dia telat berlatih maka yang terjadi kemampuannya akan menurun. Ini yang tidak kita kehendaki,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim Hikmah Bafaqih mengatakan pihaknya sepakat persoalan ini jangan di perbesar. Isu karena atlet tidak perawan harus diakhiri. Apalagi kata Politisi PKB ini atlet ini baru berumur 17 tahun, memang ada masalah tapi bukan seperti yang disampaikan ke media.
“Kita menyayangkan apa yang jadi pemberitaan terkait hal tersebut (keperawanan) tentu merugikan atlet. Itu cara yang sangat ngawur, sangat tidak benar. sampeyan tahu anak seumur itu kan wajar kalau punya relasi pertemanan lalu ada konflik , trus murung dan berpengaruh pada penurunan kualitas atlet. Cuman kok ini disikapi berlebihan sampai ada pernyataan seperti itu,” sesalnya.
Pihaknya mahami penjelasan soal performa atlet tersebut yang makin turun. Namun harusnya pihak pelatnas mengkomunikasikannya dengan baik, jangan justru mmbuat pernyataan yang menyakiti hati atlet dan sesama wanita
“Ini sangat menyinggung kaum perempuan, urusan kehormatan kok dietrek etrek (dibuli) ini gak ada hubungannya dengan prestasi atlet,” pungkasnya
Yang terpenting saat ini, kata Hikmah bagimana kelanjutan prestasi atlet yang bersangkutan bisa terus dikembangkan dan tidak berhenti.
“Namun saya tetap meminta agar KONI Jatim bisa menjembatani agar tim pelatih ang sempat melontarkan pernyataan keperawanan atlet itu bisa untuk melakukan tabayun meminta maaf pada atlet dan keluarganya,” pungkasnya. [geh]

Tags: