Lumajang, Bhirawa
KONI Kabupaten Lumajang membagikan tali asih kepada para atletnya yang berprestasi menjelang lebaran Idul Fitri 1435 H (25/07) di Kantor KONI setempat. Acara digelar bareng dengan buka bersama. Hadir dalam acara ini, jajaran pengurus KONI, Pengcab olah raga dan undangan lainnya. KONI Lumajang sendiri sudah beberapa kali memberikan tali asih menjelang hari raya Idulfitri. Selain diisi dengan sambutan, acara ini juga diisi dengan siraman rohani.
Ketua KONI Kabupaten Lumajang Drs Budi Santoso mengungkapkan, pemberian tali asih ini merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap sumbangsih par atlet. ”Mereka selama ini sudah banyak membawa nama Kabupaten Lumajang di berbagai kejuaraan baik tingkat regional maupun nasional,” jelas Budi Santoso, seraya menambahkan pemberian tali asih untuk tahun 2014 ini untuk atlet yang berprestasi resmi kejuaraan propinsi dan nasional periode September 2013 sampai dengan Juli 2014.
Lebih lanjut Budi Santoso mengatakan selama kurun waktu tersebut, tercatat ada tujuh Cabor yang atletnya memperoleh tali asih. ”Masing-masing Cabor. Jumlah atletnya berbeda-beda yang menerima tali asih ini,” tambahnya.
Untuk Cabor atlet ada 2, Balap Sepeda : 3, Biliar : 2, Catur : 4, Gulat : 7, Tae Kwondo : 10 dan NPC : 4 atlet. ”NPC merupakan kejuaraan untuk penyandang cacat,” imbuh Budi, Humas KONI Lumajang, seraya menjelaskan, tali asih ini bisa jadi belum memenuhi harapan pata atlet penerima. ”Namun demikian, KONI dengan dukungan Pemkab Lumajang tetap berkomitmen untuk memberikan perhatian kepada para atletnya,” tandasnya serius.
Dalam siraman rohani yang disampaikan Drs Masduki mengungkapkan akan pentingnya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. ”Salah satunya setelah melakukan usaha dan ikhtiar dilakukan dalam arti bertanding dengan baik, maka wajib untuk mengakui keunggulan lawan manakala memang demikian realitasnya,” katanya di hadapan undangan.
Lantas Masduki menjelaskan, usaha di sini adalah berlatih dengan tekun dan sungguh-sungguh ditunjang dengan pola makan. ”Sedangkan ikhtiar adalah berdoa memohon kekuatan diri kepada Sang Maha Segalanya,” paparnya.
Masduki mengingatkan, hendaknya para atlet menjunjung tinggi nilai-nilai agama. ” Setelah berusaha dan berikhtiar, pasrahkan sepenuhnya kepada Sang Maha Segalanya, jangan ke lain apalagi kepada orang yang mengaku pintar,” tambahnya.
Masduki mengungkapkan, dalam olah raga terkandung makna kejujuran dan kedisiplinan. ”Terlepas dari prestasi yang diraih, maka sesungguhnya dalam olah raga ada nilai-nilai kejujuran dan kedisiplinan,” ungkapnya. Hal ini juga seiring dengan nilai-nilai yang ada dalam ajaran agama Islam. ”Manakala dalam latihan terjadwal waktunya, maka tentu saja atlet akan mematuhinya,” tandasnya.
Malah tanpa diperintahkan juga demikian. ”Salat pun juga demikian, kalau sudah waktunya segera laksanakan, tanpa harus ada perintah. ”Inilah salah satu yang perlu memperoleh perhatian bagi semua pihak khususnya yang berkecimpung dalam olah raga,” tegasnya.
Antara nilai-nilai agama dan olah raga mampu ditarik benang merah. ”Tinggal pribadi manusianya mampu menarik benang tersebut atau sebaliknya,” tukas Masduki. [yat*]
Keterangan Foto : Siraman rohani dalam rangka pemberian tali asih atlet berprestasi yang diselenggarakan KONI Kabupaten Lumajang. [dayat/bhirawa*]