Konsep Metakognitif, Antarkan In’am Raih Gubes Ilmu Matematika

Guru besar Bidang Ilmu Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Prof Akhsanul In’am, PhD mendapat ucapan selamat dari Rektor Dr Fauzan.

Kota Malang, Bhirawa
Prof. Akhsanul In’am, Ph.D, akhirnya dikukuhkan menjadi guru besar Bidang Ilmu Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), akhir pekan kemarin.
Pemikiran Imam Al Ghozali tentang pengelompokan manusia menjadi empat golongan, atau dalam istilah lain dikenal sebagai konsep Metakognitif Al Ghozali.
Konsep itu, yakni 1. Rojulun Yadri wa Yadri Annahu Yadri (orang yang tahu, dan dia tahu kalau dirinya tahu); 2. Rojulun La Yadri wa Yadri Annahu Laa Yadri (orang yang tidak tahu dan mengetahui bahwa ia tidak tahu); 3. Rojulun Yadri wa Laa Yadri Annahu Yadri (orang yang tahu, tapi dia tidak tahu kalau dirinya tahu), dan; 4. Rojulun La Yadri wa Laa Yadri Annahu Laa Yadri (orang yang tidak tahu dan tidak mengetahui bahwa ia tidak tahu).
Metakognitif, mempunyai peran sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. “Seorang peserta didik yang menyadari dirinya sedang belajar, paham dengan yang dipelajari, sadar apa yang belum diketahuinya, dan berpikir tentang sesuatu, merupakan faktor yang sangat berperan terhadap keberhasilan peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar,” terangnya.
Berkenaan dengan pembelajaran, dapat dikatakan bahwa pembelajaran adalah usaha peserta didik mempelajari sesuatu materi sebagai konsekuensi dari pengajaran guru. Pembelajaran merupakan aktivitas guru melaksanakan tugas menyampaikan materi kepada peserta didik sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang. Pembelajaran bukan hanya proses menyampaikan ilmu pengetahuan oleh guru kepada peserta didik.
Sementara Rektor UMM Dr Fauzan, M.Pd menyebut orasi yang disampaikan In’am sebagai tanda peneguhan, sekaligus pengukuhan dalam bidang pendidikan Matematika. Prof. In’am tercatat sebagai guru besar yang kedua di FKIP serta ke 21 guru besar di tingkat universitas.
“Dengan demikian, saya sebagai pimpinan UMM menyampaikan ucapan selamat atas jabatan akademik tertinggi yang di raih Prof. In’am ini,” tuturnya. Hingga akhir tahun 90-an atau 2000-an, lanjut Fauzan, pelajaran Matematika masih menjadi barang yang menakutkan dan sekaligus menyebalkan. Bahkan stigma buruk itu telah menghinggapi banyak orang. Hal ini akibat konsep belajar Matematika yang tidak ramah lingkungan. Dalam konteks inilah para pengajar Matematika dituntut untuk berjuang membangun logika yang didasarkan atas realitas kehidupan secara empiris dan komprehensif. [mut]

Tags: