Konsorsium PT Muhammadiyah Akuisi Kampus di Malaysia

Rektor UM Surabaya bersama konsorsium 12 PTM di Indonesia melakukan MoU dengan Asia E University yang telah diakuisisi dan berganti nama menjadi University Consorsium Muhammadiyah Malaysia (UCMM).

Beli Saham Mayoritas Senilai Rp 150 Miliar
Surabaya, Bhirawa
Rencana ekspansi Muhammadiyah memperluas layanan pendidikan hingga keluar negeri akhirnya terwujud. Itu setelah dibelinya saham mayoritas perguruan tinggi di Kuala Lumpur Malaysia oleh konsorsium 12 PT Muhammadiyah di Indonesia.
Berdasar surat tugas No.04/TGS/I.A/2017, Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menunjuk12 PT Muhammadiyah di Indonesia. Antara lain UM Jogjakarta, UM Surakarta, UM Surabaya, UM Malang, UM Jakarta, UM Semarang, UM Sumatera Utara, UM Palembang, UM Purwokerto, UM Makassar, Universitas Ahmad Dahlan dan UM Prof Dr Hamka.
“12 PTM (Perguruan Tinggi Muhammadiyah) ini ditunjuk PP Muhammadiyah menjadi pemegang saham,” kata Rektor UM Surabaya Sukadiono, Selasa (7/3).
Dia menjelaskan, di Malaysia terdapat dua jenis PT. Pertama adalah public university, kedua private university. Jenis kedua sahamnya dimiliki oleh beberapa orang atau konsorsium. Nah, 12 PTM mengakusisi jenis private university bernama Asia E University. “Nilai investasinya sekitar Rp 150 miliar yang dibagi ke 12 PTM,” ujarnya.
Dengan diambilalihnya Asia E University, maka namanya diubah menjadi University Consorsium Muhammadiyah Malaysia (UCMM). Pria yang akrab disapa Suko ini menyatakan, sebagai pemegang saham mayoritas, pimpinan perguruan tinggi nanti dipilih dari kalangan Muhammadiyah yang ada di Malaysia. Penunjukan secara langsung akan dilakukan oleh PP Muhammadiyah.
Sukadiono kemudian menjelaskan alasan memilih akusisi PT di Malaysia. Pertama karena mudahnya proses pendirian PT dibanding negara-negara lain. Alasan lain, banyak PT di Negeri Jiran yang sudah masuk kategori world class university. “Kebanyakan laboratorium PT di Malaysia sudah siap untuk pengembangan S3,” tuturnya.
Dia mengungkapkan, proses akusisi ini sudah berjalan hampir dua tahun sejak pencanangan progran internasionalisasi dari PP Muhammadiyah. Akusisi bukan semata-mata demi bisnis, melainkan juga pengembangan SDM. “Muhammadiyah menarget dalam tiga tahun ke depan ada 1.000 dosen dengan gelar doktor di PT Muhammadiyah,” ungkapnya.
Dengan adanya PT di Malaysia, lanjut dia, akan memudahkan Muhammadiyah memenuhi target tersebut. Bila terpenuhi, dapat menunjang peningkatan Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT). Muhammadiyah menarget, PTM dengan AIPT B dapat menjadi A pada 2020 mendatang. “Salah satu penilaian AIPT adalah ada dua doktor di satu prodi,” terangnya.
Meski demikian, UCMM tetap mengikuti kurikulum di Malaysia. Proses penerimaan mahasiswa baru juga mengikuti jadwal di Malaysia. “Kami juga sudah cek soal ijazah di sana kepada Kemenristekdikti. Ijazahnya diakui dan tidak ada masalah,” tandasnya. [tam]

Tags: