Konsumen Diminta Teliti Beli Hewan Kurban

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Kota Malang, Bhirawa
Sebaiknya kepada masyarakat disarankan untuk, berhati-hati atau teliti dalam memilih hewan kurban, baik sapi maupun kambing.
Dinas Pertanian Kota Malang, Jumat (8/9), berencana mengecek kondisi kesehatan hewan kurban yang dijual di wilayahnya, terutama terkait kondisi terhadap dua penyakit itu. Sebab hingga saat ini, kasus cacing hati pada binatang sapi dan kambing memang kerap terjadi. Namun untuk antraks, Kota Malang belum terindikasi.
Menurut Kepala Dinas Pertanian Kota Malang Hadi Santoso, antisipasi terhadap penyakit itu tetap harus dilakukan. Soalnya, banyak kewan kurban yang masuk dari luar daerah yang tingkat kesehatannya perlu diteliti menjelang Idul Adha.
“Binatang kurban banyak didatangkan dari Kabupaten Malang, Trenggalek, dan Lumajang,” kata ujarnya Rabu 7/9 kemarin. Kewaspadaan terhadap antraks harus ditekankan karena pemeriksaan tak bisa dilakukan secara kasat mata. Padahal, dampak yang ditimbulkan dari penyakit itu berbahaya bagi manusia.
Untuk itu, Dinas Pertanian akan mengendeng Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Kota Malang untuk pengecekan.
Selain dua penyakit itu, lanjut Sony, pengecekan terhadap kondisi fisik hewan kurban juga akan dilakukan. Hewan yang terindikasi cacat akan disisihkan dari peredaran. Catatan dinas itu, ada beberapa temuan sapi dan kambing yang kondisi fisiknya cacat pada pemeriksaan jelang Idul Adha tahun lalu.
“Kami pastikan bahwa hewannya sudah poel,” ungkapnya. Poel adalah istilah yang digunakan untuk mengitung jumlah gigi seri tetap sapi dan kambing.
Rencananya, seluruh titik penjualan hewan kurban akan dicek. Dinas Pertanian saat ini memperkirakan ada lebih dari 50 titik pusat penjualan hewan korban. Kebanyakan titik-titik itu tersebar di daerah pinggiran yang memiliki tanah lapang.
Maka dari itu, pengecekan bakal dilakukan tiap hari hingga +4 lebaran. Ia menyebut, selain mengeceki hewan, edukasi terhadap calon pembeli juga akan dilakukan. Edukasi ini dibarengkan dengan pengecekan lokasi.
Sementara pedagang hewan kurban memprediksi puncak penjualan berlangsung pada hari Kamis 8/9 atau Jumat 9/9 Muhammad Haikal, pedagang kambing di Kelurahan Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang mengatakan, puncak banyaknya hewan yang terjual itu sudah menjadi tren tahunan.
“Jika ada yang beli di atas H-1 itu biasanya orang-orang yang kepepet belinya,” ujar dia. Pedagang itu mengaku memiliki hampir 200 ekor kambing yang dijual di rentang harga di atas Rp 2 juta. Hingga hari itu, ia sudah berhasil menjual hampir separuh dari jumlah kambing yang ia punya. [mut]

Tags: