Konsumsi Susu Rendah, Kurang Gizi Mengancam

Mengkonsumsi susu secara rutin dapat membuat anak sehat.

Mengkonsumsi susu secara rutin dapat membuat anak sehat.

Surabaya, Bhirawa
Masih rendahnya konsumsi susu ini membuat banyak anak tumbuh dengan kekurangan gizi yang akibatnya seperti anak tumbuh pendek (stunting) atau tumbuh kurang berat.
Di Indonesia jumlah konsumsi masyarakat masih cukup rendah, yaitu sekitar 13 liter per orang per tahunnya, padahal negara tetangga seperti Malaysia sudah mencapai 40 liter per orang per tahun dan India sebanyak 50 liter per orang per tahun.
Pakar Gizi Masyarakat, Dr Ir Ali Khomsan MS menjelaskan, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 prevalensi gizi buruk secara nasional mencapai 19,6 persen, tumbuh pendek sebesar 37,2 persen.
Hal tersebut salah satunya dipicu oleh kurangnya konsumsi susu, dimana susu menjadi salah satu bahan makanan penting yang mengandung banyak vitamin dan nutrisi lainnya. Sedangkan untuk di Jatim sendiri, balita dengan gizi buruk mencapai 1,15 persen, dan stunting sebanyak 28,8 persen.
“Karena kebiasaan dan kemampuan masyarakat masih rendah dalam mengkonsumsi susu, oleh karenanya menyebabkan masih banyaknya balita yang tumbuh dengan kekurangan gizi sehingga pertumbuhannya tidak optimal,” paparnya.
Dijelaskan Ali, ada dua faktor utama yang membuat rendahnya konsumsi susu masyarakat, yaitu faktor kebiasaan dan ekonomi. Kebiasaan disini kaitannya dengan kebiasaan masyarakat yang memang tidak membiasakan sejak dini mengkonsumsi susu. Sedangkan faktor ekonomi  adalah tingkat kemampuan masyarakat yang masih rendah untuk membeli susu.
“Harusnya kedua hal tersebut bisa diatasi, seperti dengan memberikan edukasi kebiasaan minum susu. Selain itu juga mengubah stigma masyarakat akan harga susu yang selalu dianggap mahal, karena saat ini banyak varian susu dan banyak yang harganya terjangkau namun komposisi gizinya juga cukup,” tutur Ali.
Ditambahkan Ali, selain dampaknya pada kurangnya gizi untuk pertumbuhan dan kurang pendek, kekurangan nutrisi yang salah satunya berasal dari susu juga berpengaruh terhadap perkembangan otak. Dimana perkembangan otak dan kecerdasan anak tidak optimal.
“Jika kondisi ini tidak diperbaiki, maka ke depan Indonesia terancam memiliki generasi penerus yang kemampuannya rendah serta pertumbuhan fisiknya juga tidak maksimal,” tukasnya. [dna]

Tags: