Kontekstualisasi Spirit Kepahlawanan

Oleh:
Diah Inarotul Ulya  

Mahasiswa Jurusan Tafsir Hadits dan Humaniora Fakultas Ushuluddin UIN Walisongo Semarang
Kurang lebih 72 tahun sudah Indonesia menjadi negara yang merdeka. Merdeka berarti bebas dari cengkaraman penjajah yang ingin terus menguasai negeri ini. Indonesia begitu menarik untuk dikuasai. Negara yang terkenal akan kekayaan alam dan keaneka ragaman budaya. Negara yang memiliki banyak keunikan dibandingkan dengan negara lain. Saat ini, Indonesia sudah merdeka. Kemerdekaan itu tidaklah didapat dengan cuma-cuma, tetapi semua ini tak lepas dari perjungan para pahlawan. Oleh karena itu, pada tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan. Hal ini sebagai salah satu bentuk penghargaan dan wujud terima kasih kepada para pahlawan. Selain itu juga untuk mengenang jasa para pejuang serta meneladani segala sifat dan sikap baiknya.
Siapakah sebenarnya sosok pahlawan itu? Pahlawan adalah seorang pejuang yang gagah, berani, dan rela berkorban demi negara Indonesia. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Seperti kata Bung Karno, “Negara yang besar adalah negara yang tidak lupa akan Jas Merah”. Artinya adalah negara yang besar adalah negara yang tidak melupakan sejarah yang pernah terjadi di negara tersebut. Karena berawal dari sejarahlah seseorang akan tau apa yang terjadi di masa lalu.
Jika tidak ada pahlawan, belum tentu Indonesia bisa merdeka seperti sekarang ini.Nah, apakah pintu untuk menjadi pahlawan Indonesia bagi anak bangsa sudah tertutup ketika negeri ini sudah merdeka? Menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawangsa, pahlawan modern saat ini tak perlu memakai senjata dan mengorbankan nyawa demi bangsa Indonesia. Kalau pahlawan dulu lebih pada patriotis defensive, sekarang lebih pada patriotis progresif, karena kita punya kebutuhan untuk menyiapakan daya saing diri dan bangsa di antara bangsa-bangsa lain.
Pahlawan Indonesia terbagi dari beberapa macam sesuai dengan zaman mereka berjuang, ada pahlawan nasional,pahlawan revolusi, pahlawan proklamator, pahlawan ampera dan pahlawan tanpa tanda jasa. Yang menjadi masalah saat ini adalah masih adakah sosok pahlawan itu? Lalu siapakah yang pantas mendapat sebutan pahlawan itu? Sejatinya sosok pahlawan yang telah memperjuangkan Indonesia itu telah mati. Namun, spirit dan jiwa para pahlawan itu seharusnya selalu ada di dalam diri para pemuda Indonesia. Wahai kau yang mengaku pemuda, kaulah generasi pejuang. Pikiranmu akan mampu membangun jiwa bangsa yang tertidur. Pergerakanmu akan membangkitkan setiap sudut negeri untuk membangunkan para pahlawan-pahlawanya.
Apa arti gelar pahlawan, kalau rakyat Indonesia tidak mengerti hakikat kemerdekaan. Pahlawan berjasa besar bagi bangsa, khususnya dalam meraih kemerdekaan. Namun apa gunanya jika kita sebagai rakyat indosia tak mampu meralisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mampukah generasi muda saat ini meneruskan perjuangan para pahlawan yang telah lalu? Pasti mampu, tapi dengan jalan yang berbeda. Karena tantangannya pun berbeda. Sejak awal Indonesia merdeka sampai saat ini masalah datang silih berganti. Ini adalah tugas generasi penerus bangsa. Menengok kasus beberapa tahun yang lalu, ada menteri keungan yang dicopot jabatanya oleh Bank Indonesia, padahal beliau masih aktif menjabat. Seolah bangsa yang tidak punya harga diri. Begitu mudahnya lembaga asing mencampuri kita, sampai membawa pejabat yang sedang aktif dan bermasalah. Mungkin, suatu saat nanti giliran lembaga lain akan membajak pejabat presiden. Tak hanya itu, masalah bangsa Indonesia saat ini adalah mengenai kasus korupsi, ketidak bijaksanaan seorang pemimpin, mafia hukum, dan generasi muda yang tidak bermoral.
Tantangan Pahlawan Masa Kini
Tak perlu pakai atribut. Cukup hanya dengan niat dan tindakan. Di zaman sekarang ini, siapapun bisa menjadi pahlawan di posisinya masing-masing. Dengan cara meneladani sifat dan sikap para pahlawan. Menjadi generasi yang kurang suka melakukan hal tidak terpuji. Menjadi generasi yang mendahulukan kewajiban daripada tuntutannya. Menjadi mahasiswa yang tidak hanya pintar mengkritisi akan tetapi juga pintar memberi solusi.
Perjuangan bangsa Indonesia tak cukup sampai disini masih sangat panjang perjuangan itu. Setiap generasi perlu adanya pahlawan. Hal terpenting adalah kiprah sang pahlawan mempunyai nilai yang nyata. Meskipun itu bukan sesuatu yang besar dan harus tercatat dalam sejarah.
Sebagai generasi penerus bangsa sudah seharusnya memiliki intelektualualitas yang memadai, agar dapat berpikir dan berkontribusi dalam pembangunan bangsa, sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain. Itulah yang sedang dibutuhkan Indonesia saat ini. Generasi yang memiliki semangat berjuang dan berkorban untuk negara sekaligus yang memiliki kemampuan berfikir yang baik, progresif, dan sistematis.
Untuk mewujudkan semua itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi diperlukan kemauan dan semangat baja. Dengan demikian, Indonesia berharap, semakin ada banyak orang yang mempunyai jiwa pahlawan, untuk tetap bisa mempertahankan bangsa Indonesia, dapat menumpas para penjajah dengan segala bentuk dan variannya. Penjajah itu berupa mentalitas atau juga penjajahan fisik yang semu; penjajahan ekonomi oleh negara-negara tertentu, sosial, budaya, dan agama oleh Barat, dan lain sebagainya. Semangat patriotisme dan nasionalisme itu juga diperlukan oleh generasi muda agar mampu mewujudkan negara Indonesia yang damai, tentram, dan sejahtera. Wallahu a’lam bi al-Shawaab.

——- *** ——–

Rate this article!
Tags: