KontraS Kota Surabaya Ajak Publik Merawat Ingatan

Puluhan orang menyaksikan film dokumenter berjudul Garuda’s Deadlly Upgrade dalam acara refleksi 14 tahun gugurnya Munir di Kantor KontraS Surabaya , Sabtu (8/9) malam. [gegeh bagus setiadi/bhirawa

Surabaya, Bhirawa
Tak kunjung tuntasnya kasus pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib, membuat Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya menggelar acara refleksi 14 tahun gugurnya Munir, Sabtu (8/9) malam.
Sebuah film dokumenter berdurasi 60 menit berjudul Garuda’s Deadlly Upgrade diputar di kantornya yang terletak di Jalan Lesti ini. Puluhan anak muda yang mayoritas mahasiswa tampak menyaksikan keganjilan yang ditemukan dalam kasus kematian pejuang HAM. Dengan gaya jurnalisme investigatif, film dokumenter mencoba mengurai kompleksitas peristiwa yang hingga kini masih menjadi teka-teki.
Koordinator KontraS Surabaya Fatkhul Khoir di sela-sela refleksi mengatakan, hingga saat ini kasus pembunuhan Munir masih menyisakan misteri. Pada 22 Desember 2014 Soesilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 111 Tahun 2004 tentang pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) kasus meninggalnya Munir serta mewajibkan pemerintah mengumumkan hasil penyelidikan itu pada masyarakat. “Tapi hingga saat ini otak di balik pembunuhan Munir belum terungkap,” katanya.
Khoir mengatakan bahwa diputarnya film dokumenter ini untuk mengingat kembali kasus kematian Munir. “Kami mengajak publik untuk terus merawat ingatan dan mendesak negara untuk menyelesaikannya. Kalau memang Tim Pencari Fakta kemarin tidak jelas, ya bisa dibentuk tim baru lagi,” pintanya.
Pada 22 September 2016, kata Khoir, Presiden Jokowi berjanji menuntaskan pelanggaran HAM masa lalu, termasuk kasus Munir. Sayangnya, janji itu tak kunjung dipenuhi. Padahal pada 26 Oktober 2016, Sudi Silalahi (mantan Menseskab) atas permintaan Soesilo Bambang Yudhoyono telah mengirimkan salinan naskah dokumen hasil penyelidikan TPF Munir tersebut ke Istana Negara.
Kebenaran penyerahan salinan dokumen tersebut juga telah dikonfirmasi oleh Johan Budi, Juru Bicara Kepresidenan. “Pada tahun ke-14 terbunuhnya Munir, kembali kami tegaskan bahwa, negara belum mampu membongkar konspirasi dalam kejahatan ini,” imbuh Khoir. [geh] 

Tags: