Kontrasepsi Suntik Duduki Peringkat Tertinggi di Jatim

Kontrasepsi SuntikSurabaya, Bhirawa
Penggunaan KB suntik menduduki peringkat pertama alat kontrasepesi  yang digunakan masyarakat Jatim  sampai akhir tahun 2015 ini. Agaknya kontrasepsi hormonal lebih diminati oleh masyarakat.
Saat ini di Jatim banyak Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan alat kontrasepsi berupa KB suntik. Data yang dihimpun di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim menunjukkan penggunaan KB suntik mencapai 443.11.0, KB PIl sebanyak 156.384, implant sebanyak 63.918, kondom sebanyak 22.748, IUD sebanyak 45.809, MOW sebanyak 12.864.
Kepala BKKBN Jatim r.Dwi Listyawardani, M.Sc, Dip.Com mengaku, banyak dari PUS lebih memilih KB suntik dikarenakan merasa cocok. Jika dilihat penggunaan KB suntik memberikan efek yang lebih baik daripada penggunaan KB pil.
Jika KB suntik hanya dilakukan beberapa kali, sedangkan untuk KB pil penggunaannya lebih sering atau hampir rutin setiap hari sebelum berhubungan. Sedangkan untuk IUD dan implant masih sering digunakan lantaran ada beberapa pengguna mengalami trauma dalam pemasangannya.
Menurutnya, memilih alat kontrasepsi merupakan keputusan yang sangat bijak bagi sebuah keluarga untuk merencanakan kelahiran untuk anak-anaknya. Dengan merencanakan kelahiran, secara tidak langsung seseorang akan meningkatkan kondisi kesehatan keluarga.
”Memang tidak ada metode alat kontrasepsi yang terbaik untuk mencegah terjadinya proses kehamilan. Masing-masing alat memiliki kelebihan dan kekurangan, yang akan menimbulkan efek (baik efek negatis atau positif) bagi pemakainya. Namun sebagai pertimbangan utama adalah pilih alat kontrasepsi paling efektif dan tepat,” paparnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, sebagai lembaga yang bergerak dalam menggarap program Kependudukan dan Keluarga  Berencana (KKB), BKKBN akan terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat luas. Masih banyak masyarakat yang berada di pelosok belum mendapatkan pelayanan KB, sehingga kader KB dan PLKB harus bekerja keras dalam mensosialisasikan dan mengajak warga untuk bersama-sama mensukseskan program KKB.
Menurutnya, peran KKB saat ini tidak hanyak dilaksanakan oleh BKKBN, melainkan peran serta masyarakat dan stakeholder turut menentukannya. ”Kedepan kita berharap dengan kerjasama yang apik antara BKKBN dengan masyarakat dan stakeholder pencapaian program KKB dapat tercapai,” ucapnya.
Menanggapi pernyataan di atas PUS Handayani mengatakan, sampai saat ini dirinya lebih memilih alat kontrasepsi IUD dikarekan tidak menyebebakan kegemukan. Dari pengalaman selama menggunakan IUD tidak ada perubahan yang besar terhadap bentuk fisik. Sedangkan menurut beberapa pengakuan orang-orang pengguna KB suntik dan pil dapat menyebabkan wanita menjadi lebih gemuk. ”Mungkin untuk suntik dan pil bersifat hormonal, sehingga berpengaruh besar terhadap perubahan bentuk fisik,” urainya. [dna]

Tags: