Konvoi Humanity Water Tank ACT Jatim Salurkan Air Bersih

Kepala Cabang ACT Jatim, Wahyu Sulistianto Putro (kedua dari kanan),perwakilan dari Masjid Al Akbar Surabaya (MAS), Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim, Suban Wahyudiono (tengah), Kantor Juanda Jatim, Teguh BMKG Tri Susanto (kedua dari kiri) sebelum memberangkatkan sejuta liter air bersih di halaman luar Masjid Al Akbar Surabaya(MAS), Kamis (22/8). [trie diana/bhirawa]

(Atasi Kekeringan di Jatim dengan Menyalurkan Satu Juta Liter Air)

Surabaya, Bhirawa
Memasuki musim kemarau hingga Bulan Agustus, kekeringan melanda beberapa wilayah di Indonesia. Di Jatim sekitar 25 kabupaten/kota terdampak kekeringan. Kekeringan menjadi isu penting karena berpotensi menyebabkan banyak kerugian bagi masyarakat. Untuk meringankan beban warga terdampak kekeringan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendistribusikan satu juta liter air bersih.
Berbagai upaya telah dilakukan ACT dalam menanggulangi bencana kekeringan di Jatim. Penyaluran air bersih sudah dilakukan dan ditargetkan satu juta liter air bersih bisa terdistribusi kelokasi – lokasi kekeringan.
Penyaluran ini diawali dengan konvoi puluhan Humanity Water Tank yang diberangkatkan pada Kamis (22/8) dari halaman Masjid Al Akbar Surabaya menuju lokasi kekeringan. Aksi ini juga dilakukan serentak di seluruh cabang ACT di seluruh Indonesia.
Menurut Kepala Cabang ACT Jatim, Wahyu Sulistianto Putro, dampak kekeringan sudah dirasakan masyarakat mulai dari kesulitan air bersih untuk makan dan memasak.
”ACT Jatim telah mendistribusikan bantuan air bersih ke berbagai wilayah mulai dari Pacitan, Bojonegoro, Gresik dan Madura. Upaya ini akan dilanjutkan dengan target 1 juta liter dapat disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,” ungkap Wahyu dalam Konferensi Pers Kekeringan Mematikan ACT Jatim dan Pemberangkatan, Humanity Water Tank.
ACT Jatim mengajak masyarakat Jatim bersama – sama mengatasi masalah kekeringan melalui bit.ly/DermawanJatimAtasiKekeringan. Wahyu juga menjelaskan, kepedulian masyarakat Jatim akan mempercepat penyelesaian kekeringan.
”Mari kita ikut berpartisipasi mengatasi kekeringan di Jatim dengan aksi, yang bisa terjun kelapangan membantu dengan tenaganya, yang terbatas waktu dan tenaga dapat melalui donasi,” ajak Wahyu.
ACT Jatim berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kantor Juanda Jatim, dalam mengamati titik – titik di wilayah Jatim yang mengalami bencana kekeringan sehingga penyaluran bantuan tepat sasaran.
Dari BMKG Kantor Juanda Jatim, Teguh Tri Susanto selalu Kepala Seksi Data dan Informasi, memaparkan kondisi cuaca dan iklim di Jatim.
”Puncak kekeringan terjadi pada Agustus dan September masih belum akan turun hujan, berdasar analisis BMKG penghujan akan baru terjadi di Bulan Nopember.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim, Suban Wahyudiono menambahkan, hampir di setiap musim kemarau Jatim mengalami kekerangan kurang lebih 24 kabupaten/kota berpotensi mengalami kekeringan kritis.
”Penanganan masalah kekeringan harus pentahelix atau melibatkan seluruh elemen masyarakat, kontribusi ACT Jatim dalam membantu mengatasima salah kekeringan ini patut kita apresiasi,” tambah Suban
Kolaborasi program antar stakeholder yang berupa program pemberdayaanmasyarakat, pembuatan sumur resapan, pembuatan embung merupakan program jangka panjang yang akan menjadi solusi untuk mengatasi kekeringan di masa mendatang. [fen]

Tags: