Koperasi dan UMKM Expo, Transaksi Tembus Rp 5,6 Miliar

Kepala Dinkop dan UKM Provinsi Jatim Dr Mas Purnomo Hadi MM MH memberikan kenang-kenangan kepada perwakilan Pimpinan BRI Kanwil Surabaya Prasetya Sayekti disela penutupan Koperasi dan UMKM Expo 2017 di Grand City Surabaya.

Pemprov Jatim, Bhirawa
Gelaran Koperasi dan UMKM Expo 2017 sukses memenuhi target, khususnya dalam nilai transaksi dan pengunjung. Hingga pukul 13.00 WIB total transaksi mencapai Rp5,676 miliar. Sementara untuk jumlah pengunjung tercatat 29.859 pengunjung. Diprediksi hingga penutupan pukul 22.00 WIB target realisasi ini memenuhi target Rp5,7 miliar untuk nilai transaksi dan 30 ribu untuk pengunjung pameran.
Dengan suksesnya pelaksanaan Koperasi dan UMKM Expo tahun ini, membuat Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Dr Mas Purnomo Hadi MM MH mematok target tinggi pada Koperasi dan UMKM Expo tahun depan. Ia berharap lebih banyak lagi pelaku koperasi dan UMKM yang berpartisipasi.
“Saya berharap tahun depan lebih banyak lagi koperasi dan UMKM yang berpartisipasi. Agar pemerintah dan masyarakat luas lebih dapat mengenal dan menggali potensi keunggulan produk-produk koperasi dan UMKM,” kata Purnomo, saat penutupan Koperasi dan UMKM Expo 2017, di Grand City Surabaya, Minggu (30/7).
Mantan Kepala Biro Administrasi Perekonomian Setdaprov Jatim ini berjanji, Koperasi dan UMKM Expo akan digelar setiap tahun agar menjadi referensi para buyer dan investor lokal maupun internasional. Selanjutnya bersinergi untuk mengembangkan skala koperasi dan UMKM di Jatim.
“Saya berharap tahun depan semakin beragam produk unggulan daerah berkualitas ekspor, sehingga mampu menarik minta buyer nasional dan internasional untuk bermitra dengan koperasi dan UMKM Jatim dan provinsi yang tergabung dalam Mitra Praja Utama,” katanya.
Satu bulan setelah pelaksanaan expo ini, jelas Purnomo, akan dilakukan evaluasi terhadap perkembangan koperasi dan UMKM yang ikut pameran. Evaluasi meliputi sisi perkembangan omzet, permintaan produk hingga peningkatan tenaga kerja. “Evaluasi ini penting, karena kita ingin tahu setelah mereka mengikuti expo selama lima hari ini berdampak positif atau tidak terhadap UMKM yang ikut,” katanya.
Jika hasil evaluasi tidak menggembirakan, lanjutnya, akan dilihat kekurangannya. Apakah dari sisi produknya yang tidak bagus, kemasannya yang tidak menarik atau kurang memenuhi standar. “Nanti akan kita dorong supaya berubah. Sebab ke depan kita ingin mengutamakan kualitas. Baik lembaganya, SDM-nya ataupun produknya. Sehingga produk kita siap bersaing dimanca negara dan mampu bersaing di pasar global,” katanya.
Menurut dia, koperasi dan UMKM tidak dapat terlepas dari aktivitas di sektor perdagangan. Pada triwulan pertama 2016, sektor perdagangan berkonstribusi sebesar Rp18,12 atau Rp78,94 triliun. Sedangkan pada 2017 turun menjadi 17,94 persen atau Rp86,18 triliun.
Selama ini, lanjutnya, koperasi dan UMKM masih mengalami kesulitan dalam mengakses pembiayaan bagi pengembangan usaha. Sebab tingkat literasi finansial masyarakat Jatim masih sangat rendah.
Dari survey Otoritas Jasa Keuangan (OJK) indeks literasi keuangan masyarakat Jatim adalah 35,58 persen. Angka ini menduduki peringkat ketujuh di Indonesia setelah DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, Bali dan Kepulauan Riau.
“Untuk itu, Bank BRI membuat sebuah inovasi dalam sistem transaksi jual beli secaa cashless atau non tunai dalam penyelenggaraan pameran ini. Program ini bertujuan mengedukasi dan meningkatkan literasi finansial dan indeks inklusi keuangan koperasi, UMKM dan masyarakat luas agar semakin dekat dengan teknologi perbankan dan siap bersaing di pasar global,” tandasnya. [iib]

Tags: