Koperasi Perindag Bantu Pasarkan Produk Forkom IKM

Sidoarjo, Bhirawa
Dinas Perindag Koperasi dan UMKM Sidoarjo berjanji akan membantu memasarkan produk Forkom IKM (Forum Komunikasi Industri Kecil Menengah) termasuk para pengusaha olahan bandeng yang ingin memasarkan produknya baik di dalam maupun luar negeri.
Selama ini pengusaha olahan bandeng merasa dianak tirikan oleh  Dinas Perindag Koperasi dan UMKM Sidoarjo, karena mereka belum pernah mendapat bantuan. Padahal para pengusaha/pengrajin kulit tas dan koper yang selalu mendapatkan fasilitas pemasaran secara berkelanjutan.
Keluhan tersebut terungkap dalam pertemuan 150 anggota Forkom IKM (Forum Komunikasi Industri Kecil Menengah) dengan Dinas Koperasi Perindag UMKM Sidoarjo, di Ruang Pertemuan bursa pengrajin tas dan koper Tanggulangin, kemarin, Kamis (13/2).
Menurut Solaehan salah satu pengusaha olahan ikan bandeng dari Kalanganyar Sedati mengatakan kalau olahan seperti presto itu kebanyakan dimasak secara tradisional. Olahan ini dilakukan terus karena sesuai dengan keinginan masyarakat. Selain kualitasnya lebih bagus juga tanpa bahan pengawet.
Namun kelemahannya ada di pemasaran dan sama kemasan. Sehingga sulit masuk ke pasar modern yang menginginkan produknya lebih tahan lama, dan kemasannya lebih bagus. “Masakan tradisional tidak bisa bertahan lama, kelebihannya lebih bagus dan rasanya juga lebih enak,” katanya.
Saat ini pada pengusaha olahan bandeng masih menggunakan alat lama seperti, vakum  yang harganya sekitar Rp 600 ribuan. Sementara mereka yang tahan lama masakannya menggunakan vakum dari Jerman dengan harga sekitar Rp 60 jutaan.”Teman-teman kami masih belum mampu menggunakan alat buatan Jerman itu,” keluhnya.
Disamping itu, pengusaha bandeng olahan juga tidak tahu bagaimana aksesnya masuk ke pasar modern. Oleh karena itu, ia dan temannya masuk dalam Forkom IKM ini berharap kepada pemerintah bisa membantu akses ke pasar modern.
Selain masuk ke pasar modern, bagaimana pula pembayarannya juga menggunakan sistem langsung putus. Kalau pembayarannya terlalu lama juga sangat menyulitkan untuk mendapatkan modal lagi. “Teman-teman menginginkan menggunakan sistem jual putus. Ada barang ada uang alias tunai,” harap Solaehan.
Mendapat keluhan tersebut, Kepala Dinas Koperasi Perindag dan UMKM Fenny Apridawati mengatakan kalau pemerintah siap membantu para IKM untuk memasarkan atau mempromosikan produknya.”Selain promosi juga permodalan, dengan melalui Bank Jatim, bunganya lebih ringan dan pelayanannya juga lebih cepat,”katanya.
Sementara itu Dirut Bank Jatim Sidoarjo Tri Ujiarti mengatakan untuk mempermudah masyarakat mendapatkan fasilitas permodalan. Pihaknya telah menjembatani layanan melalui 6 unit kredit mikro yang tersebar di Sidoarjo. Diantaranya di wilayah Kecamatan Gedangan, Waru, Taman, Krian, Tulangan serta wilayah Sidoarjo sendiri.
Di unit-unit tersebut dengan kekuatan pinjaman permodalan sekitar Rp 500 juta ke bawah. Sedang yang di atas Rp 500 jutaan bisa langsung ke pusat kota Sidoarjo. “Silahkan menghubungi kantor pusa Sidoarjo atau melalui nomer telpun yang saya secara langsung,” katanya. [ach]