Kopi Dampit Kab.Malang Masuk Pasar Dunia

Petani kopi robusta Desa Srimulyo, Kec Dampit, Kabupaten Malang saat akan memanen kopi di lahan perkebunannya.

Petani kopi robusta Desa Srimulyo, Kec Dampit, Kabupaten Malang saat akan memanen kopi di lahan perkebunannya.

Kab Malang, Bhirawa
Wilayah Kabupaten Malang tidak hanya dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi wisata pantai saja, tapi juga dikenal dengan tanaman kopi. Bahkan,  tanaman kopi yang diproduksi petani asal Malang Selatan yakni di Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang ini sudah dikenal di negara Eropa. Kopi yang diproduksi petani tersebut dikenal dengan nama Kopi Dampit.
Ada tiga desa di wilayah Kecamatan Dampit sebagai sentra tanaman kopi rakyat, yakni Desa Srimulyo, Sukodono, dan Desa Baturetno. Saat ini Kecamatan Dampit menjadi salah satu desa penghasil kopi jenis Robusta (Coffee Cannephora) terbaik di Indonesia.
Menurut  Wakil Bupati Malang HM Sanusi, sejak jaman dulu, Kabupaten Malang ini dikenal sebagai daerah penghasil biji kopi, khususnya Robusta.
Menurut Sanusi, budidaya kopi di kabupaten ini dikenal adalah Kopi Dampit. Namun sebenarnya, ada tiga daerah lagi yang penghasil kopi, yakni di wilayah Kecamatan Tirtoyudo, Sumbermanjing Wetan dan Ampelgading. Dan sudah sejak lama, Dampit dijadikan sebagai pusat pengepulan komoditas pertanian dari beberapa kecamatan di Malang Selatan.
“Dikenalnya Kopi Dampit ini, awalnya dari Pemerintah Belanda yang membuka sentra penampungan berbagai komoditas pertanian di wilayah Kecamatan Dampit. Karena  untuk memudahkan sistem dagang mereka saat itu,” terangnya.
Bahkan, masih dikatakan Sanusi, hingga kini di sekitar Pasar Dampit masih ditemukan beberapa bangunan tua bekas gudang penyimpanan komoditas dagang di jaman kalonial Belanda. Jadi dari dulu, sejarah kopi di Malang Selatan, tak ubahnya seperti sejarah keberadaan kopi di daerah-daerah lain di Indonesia.  Tumbuh di perkebunan-perkebunan dibawah kendali Pemerintah Belanda, karena untuk menggenjot produksi, dan memenuhi kebutuhan kopi di Pasar Eropa.
Petani yang menanam kopi saat itu, ia menjelaskan, tak pernah terlibat dalam urusan tata niaga. Bahkan, menanamnya pun semula karena terpaksa. Sedangkan Kopi Dampit ini dikenal di negara Eropa sebagai Kopi Amstirdam, tapi kopi tersebut bukan berasal dari Amsterdam, Belanda. “Melainkan nama kopi itu singkatan dari Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, Dampit,” papar Sanusi.
Secara ekonomi, menurut Wabup Malang ini, masyarakat di Kecamatan Dampit kian menggeliat, karena itu tidak lepas dari keberadaan perkebunan kopi. Dan saat ini, tanaman kopi yang ditanam petani di lahan seluas 2.500 hektare. Jika satu hektare rata-rata terdiri dari 1.200 pohon kopi, berarti di Dampit sedikitnya ada 3 juta pohon kopi (1.200 x 2.500).
Di negara Eropa, jelas Sanusi, Kopi Dampit sangat terkenal, terutama jenis kopi robusta. Karena kopi jenis robusta asal Dampit ini dianggap punya special taste atau rasa istimewa. Sebab, ditanam di ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan air laut dan memiliki struktur tanah yang baik.
“Dan hampir 90 persen produksi kopi dari Dampit diekspor, bahkan ada sebuah perusahaan yang berdiri di sana, yang khusus menjadi pengekspor kopi asal Dampit,” ungkapnya. [cyn]

Tags: