Kopi Espreso Lebih Bahaya dari Kopi Saset

Proses pengolahan kopi espresso di kedai kopi.

Proses pengolahan kopi espresso di kedai kopi.

Surabaya, Bhirawa
Kendati banyak peminatnya, kopi espresso memiliki bahaya tersendiri bagi pengkonsumsinya. Bahaya yang dihasilkan kopi espresso lantaran kandungan kafein lebih tinggi daripada kopi-kopi di pasaran atau kopi saset.
Ketua Pusat Diabates dan Nutrisi Surabaya RSUD dr Soetomo-FK Unair, Prof dr Askandar Tjokroprawiro, Sp PD K-EMD, Finasim mengatakan, komponen dalam kopi disebut pentacylic diterpenes atau kafein itulah yang malah membahayakan bagi seseorang. Sebab, akan meningkatkan tekanan jantung, kecemasan, gangguan tidur dan lainnya. “Makanya itu minum kopi non kafein. Dan yang non kafein itu biasanya malah ada pada kopi biasa yang dijual dipasaran,” ungkap Prof Askandar saat ditemui di Gedung Pusat Diagnostik RSUD dr Soetomo.
Sayang hampir semua kopi di Indonesia tidak ada yang non kafein (decaffeinated coffe) dan tanpa kafein sama sekali (filtered coffe), sebab hampir semua penikmat kopi di Indonesia suka dengan kopi asli. Jika pun dicampur dengan bahan lainnya, seperti jagung, beras dan lainnya. Perbandingan kopi dengan campuran tidak terlalu banyak, hanya 25 persen saja.
Bahkan, dengan banyaknya coffe resto di mal-mal yang menyediakan kopi asli, maka penggemar kopi kian berisiko memiliki banyak penyakit tersebut.  “Kalau di luar negeri, seperti Eropa dan Amerika latin, para penikmat kopi tinggal pilih saja. Mau kopi yang decaffeinated coffe atau filtered coffe. Atau mau kopi murni,” ungkap Prof Askandar.
Menurut Prof Askandar, para penikmat kopi tanpa kafein berisiko rendah terkena diabetes tipe 2.  Hal ini disebabkan pada penderita diabetes tipe 2 ( Insulinnya cukup tetapi tidak bekerja dengan baik dalam mengontrol kadar gula darah, red) terjadi ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin. Senyawa dalam kopi yang bekerja bakal mencegah proses produksi sel insulin dari kehancuran. Sebab, dalam kopi ada kandungan chlorogenic acids yang mampu menurunkan obsorpsi glukosa, antioksidan dan menekan produksi gula darah dalam liver.
“Makanya kita ingin menginformasikan kepada masyarkata jika kopi itu bagus untuk menekan diabetes, tapi jangan asal kopi,” ungkap Prof Askandar.
Sementara itu salah satu penggemar kopi Didik mengaku dirinya lebih suka mengkonsumsi kopi espresso atau kopi hitam dikarenakan rasa dan efek setelah meminum kopi. Menurutnya, kopi murni dan kaya kafein akan membuat seseorang untuk lebih giat atau tidak kantuk. ‘’Memang efek kopi murni akan terasa efeknya jika dibandingkan dengan kopi saset yang dijual eceran di toko-toko pada umumnya. Kopi saset hanya bisa memuaskan lidah sedangkan untuk menghalau ngatuk tidak bisa,’’ tambahnya. [dna]

Tags: