Kopi Robusta Probolinggo Juarai Specialty Coffee Competition

Kopi robusta Krucil juara 1 kompetisi nasional (nomor 2 dari kiri).

(Bersiap untuk Event Oktober di Jogjakarta) 

Probolinggo, Bhirawa
Kopi Robusta Kabupaten Probolinggo keluar sebagai juara 1 pada kelas Specialty Coffee Competition pada Kompetisi Nasional yang dilaksanakan pada Festival Kopi Nusantara Bondowoso Republik Kopi (FKN3 BRK) 2018, di Alun-alun Raden Bagus Assra Ki Ronggo Bondowoso.
Kini bersiap untuk event Oktober mendatang di Jogjakarta. Menurut Satya Bayu Utama 26, Roaster asal kecamatan Krucil, Senin (3/9), atas kepiawaianya dalam proses kopi pasca panen itu akhirnya mampu mengharumkan nama Kabupaten Probolinggo dalam kancah nasional.
Bayu adalah salah satu dari ratusan kontestan se nusantara yang sebelumnya telah mengirimkan sample kopi (Robusta dan Arabika) dari daerahnya masing-masing untuk dinilai. Specialty coffee competition atau lomba uji citarasa kopi kali ini dinilai oleh Pusat Penelitian kopi dan kakao Indonesia (Puslit Kakao) Jember melalui dua tahap. Tahap pertama adalah memilih 10 besar dengan skor terbaik, kemudian pada tahap final juri memilih 3 juara untuk masing-masing jenis kopi yaitu Robusta dan Arabika.
“Awalnya tidak yakin bahwa kami bakal memenangkan Kompetisi ini, namun dengan motivasi kuat dan tim yang solid akhirnya juri memutuskan bahwa untuk kopi Robusta Probolinggo adalah yang terbaik menyisihkan daerah-daerah penghasil kopi terbaik nusantara,” ungkapnya.
Pada dasarnya kopi Robusta yang dibawanya dari lereng utara gunung Argopuro itu memang sudah memiliki karakter spesial. Yaitu ditanam pada ketinggian 800-1.200 mdpl tidak seperti pada robusta umumnya yaitu pada kisaran 600 mdpl
“Kami memprosesnya dengan metode full wash dengan fermentasinya diperpanjang selama tiga hari melalui tiga kali pencucian untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Intinya kami ingin mendapatkan karakter balance pada kopi Robusta yang cenderung strong tanpa meninggalkan acidity-nya,” jelasnya.
“Kami berharap bisa mendulang prestasi lebih banyak lagi pada event selanjutnya. Selain ingin memenangkan yang jenis Arabika, kami menargetkan pula untuk kelas Rostery kopi karena akan ada persaingan lebih ketat pada kelas tersebut,” jelasnya.
“Alhamdulillah ini adalah kemenangan bersama, mohon doa restunya kali ini kami sedang bersiap untuk event serupa pada Oktober mendatang di Jogjakarta. Akan ada Q Grader dari Jerman, Belanda dan Jepang sebagai penilai. Jadi kalau bisa masuk nominasi maka kopi kita akan diakui secara Internasional,” tandasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, tanaman kopi (Coffea) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada berbagai daerah dengan berbagai ketinggian tempat. Untuk daerah dataran rendah sampai menengah dapat diusahakan jenis kopi robusta, sedangkan pada daerah dataran tinggi digunakan jenis kopi arabika.
Di Kabupaten Probolinggo, kedua jenis tanaman kopi tersebut banyak dijumpai di wilayah Kecamatan Tiris dan Krucil. Bahkan belakangan sudah dikembangkan tanaman kopi organik yang ramah terhadap lingkungan. Karena teknik budidaya dan pemupukan dilakukan secara alami. “Sehingga hasilnyapun sedikit berbeda dengan tanaman yang menggunakan pupuk an organic,” ungkapnya.
Dalam budidayanya, tanaman kopi memerlukan tanaman pelindung untuk mengurangi intensitas matahari yang sampai di kanopi daun, karena tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik apabila diusahakan pada areal yang terbuka. Berbagai jenis tanaman pelindung telah banyak dikenal oleh pekebun kopi, diantaranya adalah: tanaman gamal, lamtoro, dadap, duren dan lain sebagainya, tandasnya.
Tanaman kopi juga dapat digunakan sebagai tanaman sela diantara tanaman tahunan lainnya yang dapat difungsikan sebagai tanaman pelindung seperti kayumanis, karet, kelapa, damar, belimbing, keluwak dan lain-lainnya dengan mengatur jarak dan sistem tanam yang akan digunakan untuk menanam tanaman kopi, tambahnya. [wap]

Tags: