Korban Banjir Dua Bulan di Tanggulangin Sidoarjo Peroleh Bantuan Beras

Teks; Hampir dua bulan menjadi korban banjir, warga Desa Banjarasri Kec Tanggulangin, mendapatkan bantuan beras. [alikus/bhirawa]

(Warga Mulai Jenuh dan Menyalahkan Pemerintah)
Sidoarjo, Bhirawa
Warga Desa Banjarasri Kec Tanggulangin yang sudah hampir dua bulan ini menjadi salah satu korban banjir akibat hujan, Kamis (20/2) kemarin, mendapatkan bantuan beras dari sejumlah lembaga amil zakat (LAZ) yang dikoordinir oleh Baznas Kab Sidoarjo.
Penyerahan bantuan beras kepada warga dilakukan di Kantor Balai Desa Banjarasri. Juga dihadiri sejumlah Laz tersebut. Diantaranya dari LMI, NH, Lazismu, Lazisnu, YDSF, DAU, dan yatim mandiri.
Wakil Ketua Baznas Sidoarjo, dalam kegiatan tersebut mengatakan apa yang dilakukan pihak Baznas dan sejumlah Laz di Sidoarjo itu, sebagai wujud empati atas derita yang sedang dijalani warga.
“Semoga bantuan beras ini bisa bisa bermanfaat bagi warga yang memerlukan bantuan. Dan kami berdo’a semoga banjir ini cepat surut,” kata Ilham, saat penyerahan bantuan beras itu.
Jumlah bantuan beras yang bisa dikumpulkan dalam bantuan kemarin, total ada sebanyak 450 kantong. Tiap kantong beratnya 5 kilogram.
Sekretaris desa Banjarasri, Saifulloh, yang mewakili warga desa mengucapkan terima kasih atas perhatian dari Pemerintah dan pihak lain. Semoga bantuan yang diberikan bermanfaat bagi warga.
“450 kantong ini selain akan kami bagikan kepada warga yang berhak juga warga lain. Biar warga desa tahu kalau kejadian ini tetap ada perhatian dari Pemerintah,” komentarnya usai penyerahan bantuan beras tersebut.
Ia mengatakan kejadian banjir akibat hujan yang menimpa desanya itu berlangsung hampir dua bulan. Ia mencatat sejak 25 Desember 2019 hingga saat ini.
Yang ia amati, selain karena hujan, juga dapat limpahan air hujan dari sejumlah desa yang ada di bagian hulu. Misalnya Desa Ngaban, Putat, Kedungbanteng, Kendaldoyong. Semua air hujan itu menuju ke desanya. Ditambah saat ini kondisi air laut sedang pasang.
“Puluhan tahun tidak seperti ini. Baru terjadi di tahun 2020. Ada apa? Apa yang sedang terjadi?,” ujar Sekdes yang mengaku rumahnya juga dikepung banjir tersebut.
Untuk mengurangi banjir di wilayah itu, kata Saifulloh, saat ini ada proses penyedotan air sungai dan normalisasi sungai.
Saat banjir sedang tinggi-tingginya di desa itu, kata Saifulloh, hingga sempat masuk rumah. Sehingga warga ada yang pindah tidur ke Mushola. Juga pindah tidur ke rumah saudara di desa lain. Barang-barang elektronik mereka dititipkan ke rumah saudara.
Dari 12 RT di desanya, yang terendam banjir hingga saat ini, kata Saifulloh, ada 7 RT. Yakni 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11. Paling dalam di RT 4, hingga kini masih mencapai kedalaman sampai 50 cm.
“Sedangkan banjir di Desa Kedungbanteng, hanya terjadi di 3 RT. Yakni RT 5,6 dan 7,” katanya.
Total penduduk di desa Banjarasri ini, kata Saifullih, ada sebanyak 2.516 jiwa. Mayoritas mata pencaharian mereka adalah petani, kuli bangunan, dan kerja di pabrik.
Ia bersyukur jalannya pemerintahan desa masih tetap lancar. Cuma warga mulai jenuh, sebab sudah 2 bulan masih terus menjadi korban banjir. Mereka mulai menyalahkan Pemerintah, kenapa dibiarkan saja.
“Mulai hari ini sampai 14 hari nanti, warga desa akan mulai mendapatkan nasi bungkus,” katanya. (kus)

Tags: