Korban DBD Kembali Berjatuhan di Jombang

Pasien DBD mendapatkan perawatan di salah satu ruangan HCU pavilium Seruni RSUD Jombang terlihat masih membludak. [ramadlan/bhirawa]

Pasien DBD mendapatkan perawatan di salah satu ruangan HCU pavilium Seruni RSUD Jombang terlihat masih membludak. [ramadlan/bhirawa]

Jombang, Bhirawa
Dalam sepekan, dua korban DBD kembali meninggal dunia menyusul dua korban yang lebih dulu meninggal minggu lalu. Dalam dua pekan jumlah kasus DBD di Jombang mencapai 96 kasus dengan korban meninggal 4 orang.
Korban terakhir meninggal adalah,  Dhiki Abrizal Saputra warga asal Desa Morosunggingan Kecamatan Peterongan. Bocah 8 tahun tersebut, meninggal dunia Minggu (17/1) sore sekitar pukul 17.00 WIB di RSUD Kabupaten Jombang.
“Anak saya badannya panas, mulai rabu kemudian saya bawa ke Puskemas Peterongan. Saat di puskesmas dia merasakan bahwa tonggorokanya sakit. Dan dari hasil pemeriksaan dan juga hasil Laboratorium, akhirnya pihak puskesmas merujuk Diki untuk dirawat di Rumah sakit Umum.” ujar Ahmad Sobirin (30) orang tua korban mengatakan, Senin (18/1).
Meski sempat mendapatkan perwatan medis di RSUD milik pemerintah Jombang, anak pertama pasangan Ahmad Shobirin – Sriwati nyawanya tidak tertololong. Orang tua korban, tidak tahu kalau anaknya yang msih duduk di kelas 1 Madrasah ini terkena DB. “Dari hasil Lab, saya baru mengetahui anak saya kena DBD, bebernya seraya mengatakan, anaknya sempat muntah darah, namun tidak ada bintik – bintik pada kulitnya seperti gejala DBD pada,” kata dia.
Kepala Dusun Ngrandu desa Morosunggingan Kecamatan Peterongan, Sadak mengatakan, didusunnya ada sekitar 4 orang anak yang sudah terjangit penyakit Demam Berdarah (DBD). “Di sini ada 4 anak yang masuk rumah sakit karena DBD beberapa anak di antaranya, Diki Abrizal Saputra (8) yang sudah meninggal, Udin yang masih dirawat di RSUD Jombang dan juga Zamroni yang masih dirawat di rumah sakit Islam (RSI) dan yang terakir Riska yang tidak lain tetangga Diki, yang sampai saat ini d rawat di RSUD Jombang,” bebernya.
Sementara itu, Heri Wibowo Kepala dinas Kesehatan Jombang mengungkapkan, bahwa pada tahun ini jumlah kasus DBD mengalami peningkatan. “Memang jumlah kasus DBD 2016 ini meningkat dibanding tahun lalu pada bulan yang sama. Dengan korban meninggal sebanyak 4 orang,” ujar kepala Dinas Kesehatan Heri Wibowo, ditemui di kantor Pemkab Jombang.
Heri mengungkapkan, pada tahun 2015 lalu, jumlah kasus DBD  tercatat sebanyak 156 kasus pada bulan Januari. Sedangkan pada 2016 ini minggu ke dua tercatat sebanyak 96 kasus. “Kita harus mewaspadai hal ini, terlebih sekarang ada DBD jenis baru. Aedes Aboktikus yang hidupnya di perkebunan,” bebernya.
Dari jumlah itu, lanjut Heri jumlah kasus atau daerah endemic DB terbanyak ada di enam kecamatan, diantaranya, di Kecamatan  Diwek, Jogoroto, Sumobito, Mojoagung, Kecamatan Mojowarno dan juga  di Kecamatan Jombang, namun tak sebanyak di tahun lalu.
Seperti diberitakan, DBD merenggut balita (3) tahun yakni Alisia Adilla Rafa,  anak pasangan Anik Fitriyani dan Abdul Majid warga asal Dusun balung biru Desa Balongbesuk  kecamatan Diwek  Jombang. Korban meninggal di RSUD Jombang.
Pada hari yang sama, Andik (12) siswa kelas VI SDN Gedukwatu Ngoro Jombang. Putra pasangan Bagus dan Nurita warga Dusun Dayangan ini juga meninggal di RSUD Jombang akibat DBD di RSUD Jombang. Informasi warga, DB juga merenggut, Hismulloh Abdul Hakim,(11)  Bocah kelas 5 SD asal Desa Jombatan Kecamatan Kesamben, dan Balita (5), bernama Brahma warga asal Desa Jombok Kecamatan Kesamben. [rur]

Tags: